Rabu, 06 April 2016

Teori Manajemen Abad 21 
Peter Drucker (Indrajit & Djokopranoto, 2006: 30) mengatakan bahwa: I am not comfortable with the world manager anymore because it implies subordinates. Manajer yang suka memerintah dalam memimpin sudah tidak diperlukan lagi dalam sistem manajemen abad 21. Manajer yang dibutuhkan adalah sebagai seorang pimimpin tim dan fasilitator yang selalu fokus dalam mengarahkan organisasi dan timnya pada visi dan misi organisasi.
Begitu juga pimpinan SMA hendaknya menjadi seorang pemimpin tim dan fasilitator atau sering disebut dengan leader yang tetap menjaga arah SMA dan timnya tetap pada visi dan misi SMA yang dipimpinnya.
 Ciri-ciri manajemen abad 21 sebagaimana dikatakan Indrajit & Djokopranoto (2006: 30-31) adalah sebagai berikut ini.
1. Manajemen harus berhubungan dengan kompetisi global, bukan lagi lokal dan regional.
2. Manajemen harus menyadari bahwa internasionalisasi sudah terdesak oleh globalisasi
3. Manajemen dewasa ini lebih berbasis teknologi, terlebih lagi teknologi informasi.
4. Karyawan lebih merupakan mitra daripada bawahan.
 5. Para manajer harus mengelola perubahan.
 6. Kewiraswastaan dewasa ini tetap mendorong kemajuan ekonomi.
 7. Kerjasama tetap merupakan suatu kebutuhan dan keharusan.
8. Keragaman harus dikelola.
9. Para manajer harus mengubah budaya organisasi.
Dengan demikian sistem manajemen SMA abad 21 setidaknya haru memiliki ciriciri manajemen abad 21 sebagaimana tersebut di atas. Konsep Balanced Scorecard dalam Pendidikan Konsep Balanced scorecard tidak hanya digunakan untuk sistem ukuran kerja, tetapi juga digunakan sebagai suatu sistem manajemen. Alasannya adalah pengembangan sistem pengukuran sekaligus dapat digunakan sebagai sarana, 6 yang pada hakekatnya menyangkut sistem manajemen, khususnya manajemen strategis. Sarana-saran dimaksud dapat dikelompokkan menjadi empat hal pokok, yaitu: (1) menjelaskan dan menerjemahkan visi dan strategi;
(2) mengomunikasikan dan menghubungkan tujuan strategi dan ukuran;
(3) merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif strategi;
(4) melancarkan umpan balik dan penyempurnaan strategi (Indrajit & Djokopranoto, 2006: 118). Balanced scorecard adalah alat manajemen (management tool) yang menerjemahkan visi, misi dan strategi organisasi ke dalam satu set pengukuran kinerja komprehensif untuk menghasilkan kerangka pengukuran kinerja organisasi melalui beberapa perspektif: finansial, customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Evaluasi dan pengukuran kinerja yang biasanya dilakukan dalam pengendalian manajemen harus dilakukan secara berimbang (balanced) untuk keempat perspektif tersebut.
Konsep Balanced Scorecard Sumber: Vincent Gasperst (2002) Kerangka tersebut menggambarkan bahwa agar sistem manajemen stratejik dapat berjalan dengan baik, maka visi, misi, dan strategi organisasi harus diterjemahkan ke dalam empat perspektif tersebut. Dari tiap-tiap perspektif, harus ditunjukkan tujuan (objectives), ukuran-ukuran (measures) kinerja yang 7 dipergunakan, target yang akan dicapai, dan inisiatif stratejik yang harus dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan sekaligus untuk mencapai misi organisasi. Kemampuan organisasi untuk dapat menerjemahkan visi dan misi organisasi ke dalam tindakan nyata yang terukur sangat menentukan keberhasilan implementasi strategi tersebut. Visi organisasi yang menggambarkan pandangan jauh ke depan mengenai “apa yang akan terjadi di masa depan dan kemana organisasi akan dibawa” akan sangat menentukan rumusan misi organisasi. Selanjutnya, rumusan misi akan dipergunakan sebagai dasar utama dalam penyusunan dan implementasi setiap program/tindakan/kegiatan. Hal ini dapat dilakukan bila terjadi proses sharing dan internalisasi visi dan misi tersebut ke dalam diri setiap individu anggota organisasi. Kondisi ini mengakibatkan semua anggota organisasi yang terlibat dalam implementasi program/kegiatan tersebut harus memahami visi dan misi organisasi tersebut dan senantiasa memiliki pemahaman serta komitmen kuat untuk mencapai misi organisasi. Dengan demikian pelaksanaan program kerja dan proyek organisasi tersebut, termasuk penganggarannya, harus senantiasa didorong oleh keinginan untuk mencapai misi organisasi.
 Pengendalian keuangan dengan menerapkan value for money audit sangat diperlukan untuk menjamin efisiensi dan efektivitas penggunaan dana masyarakat. Pelanggan dalam sektor publik adalah masyarakat secara luas, yang membutuhkan barang dan jasa (termasuk infrastruktur dan fasilitas publik) yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikator-indikator yang dipergunakan untuk mengukur upaya peningkatan kesejahteraan adalah menurunnya tingkat kemiskinan, menurunnya angka kematian sebagai hasil dari peningkatan layanan kesehatan, meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, dan lain-lain. Loyalitas dan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi pemerintah merupakan tema stratejik yang harus menjadi pedoman dalam setiap perumusan kebijakan. Hal ini akan tercapai apabila terdapat dua hal, yaitu:
 (1) pembangunan dilakukan betul-betul untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
(2) pemerintah melaporkan hasil-hasil pembangunan berikut pengelolaan keuangannya secara akuntabel. Bila ini terjadi, 8 maka kesadaran masyarakat untuk membayar pajak akan meningkat dan kredibilitas pemerintah pun akan terpelihara. Intisari dari perspektif proses bisnis internal adalah “inovasi”. Dalam organisasi bisnis, proses inovasi berkelanjutan (ongoing inovation) diperlukan perusahaan agar dapat memenangkan persaingan masa depan. Artinya adalah bahwa dalam setiap rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa harus senantiasa meningkatkan “nilai” bagi pengguna. Pada organisasi pemerintahan, pemikiran ini harus diterjemahkan sebagai upaya untuk melakukan peningkatan kualitas layanan secara berkelanjutan (continuous quality improvement) kepada masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara pemberian layanan publik yang lebih efisien, praktis dan adil. Konsep dan Teori Corporate Governance Dalam kajian ini, kita perlu mengetahui definisi Corporate Governance sebagai berikut. Clark (1983) membagi Governance dalam pendidikan menjadi:
(1) education-by-laws,
 (2) rules and regulations,
 (3) strategic plan,
(4) organizational design,
(5) institutional system of management,
 (6) leadership, dan
(7) decision making system. Corporate Governance is the system by which companies are directed and controlled (OECD dalam Indrajit & Djokopranoto, 2006: 251). Selain itu, Corporate governance is about promoting corporate fairness, transparency, accountability (J. Wolfensohn dalam Indrajit & Djokopranoto, 2006: 251). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance adalah suatu sistem manajemen yang berlandaskan tugas dan tanggung jawab, kebutuhan stakeholders, keadilan, transparansi, akuntabilitas dan pengawasan.

 Prinsip-prinsip Corporate Governance menurut OECD ada lima prinsip utama dan sekaligus sebagai aspek dasar Corporate Governance, sebagai berikut ini.
1. Perlindungan hak-hak pemegang saham (the rights of shareholders).
2. Perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham (the equitable treatment of shareholders). 3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan (the role of stakeholders).
 4. Pengungkapan dan transparansi (disclosure and transparency).
5. Tanggung jawab Dewan Direksi (the responsibilities of the Board). Implementasi ICT dalam

Proses Pembelajaran di SMA Sistem manajemen pendidikan di SMA juga harus menggunakan dan mengadaptasi perkembangan teknologi yang sangat pesat khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran. Hal ini, sesuai dengan pendapat Hall (Allen, 2002: 147) yang menyatakan bahwa: When we think about corporate universities and technology, it is important to think in terms of learning environments. The technology of the internet not only has made more learning available to more people, but also has changed the way we learn. Teknologi informasi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang perkembangannya semakin pesat dari tahun ke tahun (Thabratas T., 2002: 1). Teknologi informasi mencakup bidang teknik informatika yang merupakan ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai hal seperti: sistem informasi manajemen yang berbasis komputer, LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network), WAN (Wide Area Network), dan internet. Teknologi informasi sebagai ilmu pengetahuan sangat luas pokok bahasannya sehingga tidak hanya informatika saja yang menjadi pokok bahasannya.
 Implementasi teknik informatika dalam SMA biasanya terkait dengan pemanfaatan LAN, WAN, dan internet untuk keperluan pendidikan, seperti: Siakad (sistem informasi akademik), Sikeu (sistem informasi keuangan), dan lainlain. Secara umum implementasi teknik informatika terkait langsung dengan sistem informasi manajemen (SIM). Sistem informasi manajemen adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang diinginkan (McLeod, Jr., 2001: 327).
         E-learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet untuk penyampaian materi belajarnya. Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar didapatkan pengertian yang utuh tentang wilayah dari e-Learning. Istilah yang lain meliputi distance learning, distance education, telelearning, online learning dan e-training. Telelearning merupakan hubungan diantara orang dan sumber yang menggunakan media teknologi komunikasi dan belajar sebagai tujuannya (Munir, 2008). Sedangkan online-learning sama dengan web-based learning. Online learning merupakan pemanfaatan sebagian dari pembelajaran berbasis teknologi dan menggambarkan pembelajaran lewat internet, intranet atau extranet.
          Pengertian e-learning sebagai berikut, e-learning merupakan pembelajaran berbasis teknologi, mencakup sejumlah aplikasi dan proses, termasuk pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis web, virtual classrooms dan digital collaboration. Ada istilah lain yaitu e-training yang menggambarkan suatu perusahaan atau lembaga sebagai penyelenggara training menggunakan elearning. Distance learning adalah suatu proses membawa informasi yang interaktif dan informasi pembelajaran yang ditujukan kepada siswa di suatu waktu, tempat dan tampilan (bentuk) yang tepat. Distance education adalah suatu situasi belajar antara tutor dan siswa yang dipisahkan oleh waktu atau tempat. Kontrol pembelajaran lebih besar berada pada siswa dari pada tutor, dan komunikasi antara tutor/guru dan siswa menggunakan media berteknologi komunikasi (Munir, 2008). Untuk pengembangan sistem Jaringan TIK (E-Learning), diperlukan perangkat keras penunjang terutama komputer sebagai peralatan kunci yang harus ada. Jumlah perangkat komputer dalam sebuah laboratorium pengendali tentunya akan dapat memudahkan pengaksesan seluruh materi pembelajaran yang telah dikembangkan. Selain itu, diperlukan jaringan komputer yang handal, seperti LAN, WAN, dan MAN. Adanya sistem koneksi yang bagus dengan jaringan internet sehingga bisa mengakses dunia global.
          Pengembangan Budaya Kewirausahaan di SMA dan Kerjasama dengan Dunia Industri. Kewirausahaan adalah proses inovasi dan kreasi (Kuratko & Hodgetts, 1989; Hisrich & Peters, 2002). Orang yang berwirausaha disebut wirausahawan (entrepreneur). Entrepreneur adalah inovator dan kreator (Kao, 1991). Entrepreneur ialah seorang inovator (Hisrich & Peters, 2002). Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dan berani mengambil risiko dan mendapatkan keuntungan. Para ahli sepakat bahwa yang dimaksud dengan kewirausahaan menyangkut tiga perilaku yaitu:
 1. kreatif,
 2. komitmen (motivasi tinggi dan penuh tanggung jawab), dan
 3. berani mengambil risiko dan kegagalan.
           Pengembangan budaya kewirausahaan di SMA dikembangkan dengan menanamkan perilaku kreatif, inovatif, komitmen, berani mengambil resiko dan kegagalan. Agar pengembangan budaya kewirausahaan dapat berjalan dengan baik di SMA, maka kepala SMA harus melakukan hal-hal berikut.
 1. Mampu menciptakan inovasi dan kreatifitas yang berguna bagi pengembangan SMA.
 2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan SMA sebagai organisasi pembelajaran yang efektif.
 3. Memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin SMA.
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala SMA.
 5. Memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar siswa, dan
6. Memberikan keteladanan bagi para guru khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan.
            Kepala SMA perlu menjalin kerjasama yang erat dengan dunia industri karena dunia industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja dari lulusan 12 SMA. Kerjasama tersebut harus dilakukan agar ada kesesuaian antara kebutuhan tenaga kerja di dunia industri dengan kompetensi lulusan yang dihasilkan SMA. Kerjasama tersebut dapat dibangun melalui beberapa kegiatan seperti magang siswa SMA, pemberian beasiswa dan lain-lain. Analisis Pembaharuan SMA Pembaharuan SMA memiliki karakteristik sebagai berikut: kecepatan dalam menciptakan perubahan dan pengambilan keputusan bersama, akuntabilitas, transparansi, inovasi, kreativitas, visi dan misi sekolah, memperhatikan kebutuhan warga sekolah (guru, siswa, komite, dan masyarakat sekitar sekolah), memperhatikan kebutuhan TI (teknologi informasi), dan relevansi dengan kebutuhan stakeholder (dunia industri).      
             Model pembaharuan untuk pengembangan SMA meliputi empat proses utama, yaitu:
 (1) kemampuan untuk menciptakan perubahan dan pengambilan keputusan bersama dengan sangat cepat dan tepat untuk memecahkan masalah-masalah yang didasarkan pada kebutuhan stakeholder, (2) adanya akuntabilitas, transparansi, penciptaan inovasi, dan kreativitas,
(3) proses pembaharuan SMA harus disesuaikan dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia,
(4) pembaharuan harus mengakomodir Sistem Pendidikan Nasional (SPN) yang desentralistis sehingga pembaharuan bisa mencapai daerah-daerah kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan cara:
       (a) merubah mindset kepala SMA akan pentingnya pembaharuan melalui pelatihan, seminar dan workshop, (
        b) membangun budaya yang adaptif terhadap perubahan melalui penanaman kesadaran dan sosialisasi secara kontinyu sehingga timbul kebiasaan-kebiasaan yang menerima adanya perubahan,           (c) sosialisasi pentingnya implementasi SPN dalam peningkatan mutu pendidikan di SMA-SMA.
              Analisis Sistem Manajemen SMA dalam Konsep Manajemen Abab 21 Dalam pembangunan pendidikan suatu bangsa perlu adanya sistem manajemen pendidikan yang handal (efektif dan efisien) sehingga diharapkan mampu menghadapi persaingan global yang sangat pesat dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Terkait dengan 13 manajemen pendidikan di SMA, maka manajemen pendidikan yang handal tersebut dalam kerangka governance pendidikan menengah yang merupakan proses sistem manajemen kelembagaan yang berbasis pada, yaitu:
 (1) keadilan dan persamaan,
(2) mutu yang tinggi dan relevan,
(3) professionalism yang kaya dan tidak kering,
(4) keterbukaan, pemberdayaan, partisipasi, dan keunggulan (Fakry Gaffar, 2000). Selain itu, manajemen pendidikan di SMA juga harus menggunakan dan mengadaptasi perkembangan teknologi yang sangat pesat khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran.             Dengan demikian dalam suatu SMA keberadaan teknologi dalam manajemen pendidikan khususnya manajemen pembelajaran menjadi sangat penting karena teknologi khususnya teknologi internet dapat menyediakan sumber belajar yang beraneka ragam dan dapat merubah serta mengembangkan cara belajar kita. Adapun ciri-ciri manajemen SMA abad 21 diantaranya
(1) Manajemen harus berhubungan dengan kompetisi global, bukan lagi lokal dan regional.
 (2) Manajemen harus menyadari bahwa internasionalisasi sudah terdesak oleh globalisasi.
 (3) Manajemen dewasa ini lebih berbasis teknologi, terlebih lagi teknologi informasi.
(4) Pimpinan dan bawahan berperan sebagai mitra dalam bekerja.
 (5) Para pimpinan lembaga pendidikan harus mengelola perubahan.
 (6) Kewirausahaan dewasa ini tetap mendorong kemajuan ekonomi.
 (7) Kerjasama tetap merupakan suatu kebutuhan dan keharusan.
 (8) Keragaman harus dikelola.
(9) Para pimpinan harus mengubah budaya organisasi. Peran manajemen abad 21 dalam SPN yang desentralistis didasarkan pada ciri-ciri manajemen abad 21. Sistem pendidikan nasional yang desentralistis dapat mengimplementasikan manajemen abad 21 dari tingkat nasional sampai dengan daerah-daerah kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Implementasi manajemen abad 21 tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan adalah
 (a) merubah mindset kepala SMA tentang manajemen modern melalui pelatihan, seminar dan workshop,
(b) membangun budaya manajemen modern melalui penanaman kesadaran dan sosialisasi secara kontinyu oleh Kepala SMA,
(c)  sosialisasi pentingnya implementasi manajemen modern dalam peningkatan mutu pendidikan di SMA. Analisis Sistem Manajemen SMA dalam Konsep Balance Scorecard Konsep Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen karena pengembangan sistem pengukuran sekaligus dapat digunakan sebagai sarana, yang pada hakekatnya menyangkut sistem manajemen, khususnya manajemen strategis. Sarana-sarana tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat hal pokok, yaitu: 1) menjelaskan dan menerjemahkan visi dan strategi; 
2) mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan strategi dan ukuran;
 3) merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif strategi; 
4) melancarkan umpan balik dan penyempurnaan strategi (lihat bagan di bawah). Sistem manajemen SMA dalam konsep Balance Scorecard Sumber: Kaplan, S Robert. David P Norton. (1996) Peran konsep Balance Scorecard dalam SPN yang desentralitis berdasarkan pada empat hal pokok sebagai mana tercantum dalam gambar 2 di atas. Sistem Pendidikan Nasional yang desentralitis harus memperhatikan visinya sehingga mampu diterjemahkan oleh daerah-daerah di seluruh Indonesia meskipun melalui tahapan-tahapan tertentu. Pemerintah pusat dan daerah harus mengkomunikasikan tujuan dan strategi yang akan dilakukan agar ada kesesuaian antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat harus melibatkan pemerintah daerah dalam merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif strategi dalam 15 pengembangan pendidikan. Pemerintah daerah perlu melancarkan umpan balik, menggambarkan secara kontekstual sesuai dengan kondisinya dan penyempurnaan strategi yang dapat diterima dan dikembangkan bersama dengan pemerintah pusat. Sinkronisasi dilakukan dengan melibatkan Dinas Pendidikan dan SMA melalui forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dalam membangun sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Hal-hal dalam sinkronisasi ini adalah visi dan strategi SMA, tujuan strategi dan ukuran, target dan inisiatif strategi, umpan balik dan penyempurnaan strategi. Analisis Sistem Manajemen SMA dalam Good Governance dan ICT Untuk dapat berkembang, 
         SMA abad 21 juga harus mengadaptasi dan menerapkan prinsip-prinsip good governance, yaitu selalu memperhatikan aspek seperti: transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. Oleh karena itu, SMA harus memiliki akses terhadap data dan informasi yang cepat dan tepat untuk mendukung indikator kinerja atau performa SMA dalam konsep good governance. Data dan informasi yang cepat dan akurat hanya dapat diperoleh jika SMA tersebut memanfaatkan kelebihan ICT dalam sistem manajemennya sehingga memudahkan pemimpin SMA untuk mengambil keputusan (pemanfaatan sistem informasi manajemen) dan atau guru dan siswa dapat mengakses informasi dengan mudah dalam proses pembelajaran (pemanfaatan e-learning) atau kepentingan yang lain seperti internet, WAN dan LAN. Peran good governance dan implementasi ICT dalam SPN yang desentralitis sangat diperlukan sebab dengan adanya pemerintah yang bersih, maka SPN yang desentralitis akan berjalan dengan baik. Implementasi ICT juga sangat dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan. Implementasi ICT sangat membantu dalam dunia pendidikan dalam hal kecepatan dan ketepatan, desain yang menarik, dan lain-lain.                         Proses pembelajaran yang berbasis ICT biasanya lebih menarik dan lebih cepat diakses siswa, seperti: penggunaan e-learning, media pembelajaran, pemanfaatan internet, dan lain-lain. 16 Formulasi Model Manajemen SMA Abad 21 Formulasi model manajemen SMA abad 21 ini didasarkan pada kajian dan analisis sistem manajemen pendidikan modern yang meliputi: pembaharuan SMA, Teori Manajemen Abad 21, Konsep Balance Scorecard, Konsep dan Teori Corporate Governance, implementasi ICT dalam proses pembelajaran di SMA, dan pengembangan budaya kewirausahaan di SMA serta menjalin kerjasama yang erat dengan dunia industri. Hasil analisis tersebut dikaitkan dengan sistem manajemen pada tingkat sekolah (SMA) sehingga dapat diformulasikan model manajemen SMA abad 21 sebagai berikut.
                  Model Hipotetik Manajemen SMA abad 21 (model berlaku pada tingkat sekolah) Model manajemen SMA abad 21 tersebut bukan merupakan satu-satunya model yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada di SMA. Model tersebut merupakan salah satu strategi dari sisi manajemen untuk menyelesaikan sebagian permasalahan SMA. Model tersebut diformulasikan berdasarkan kajian Corpor -ate Govern -ance Balance Score - card Pengem -bangan SMA Kepemimpinan Pendidikan Menengah masa depan Manaje men abad 21 Implement -asi ICT Model Manajemen SMA abad 21 Pembaharuan SMA secara berkelanjutan, kreatifitas dan inovasi Kerjasama dengan dunia Industri, pengembangan budaya kewirausahaan dan budaya mutu Nilainilai dan budaya bangsa Tidak Tidak Ya 17 dan analisis sistem manajemen pendidikan modern yang dikaitkan dengan faktafakta di lapangan. Kepemimpinan pendidikan menengah masa depan merupakan pengambil kebijakan yang memiliki peranan penting dalam membangun sistem manajemen SMA abad 21. Sistem manajemen tersebut harus memperhatikan pembaharuan SMA secara berkelanjutan yang berorientasi mutu pendidikan melalui peran kepala SMA dalam pembaharuan dan mewujudkan kreatifitas serta inovasi warga SMA. Kerjasama dengan dunia industri perlu dibangun secara erat.
                   Pengembangan budaya kewirausahaan dan budaya mutu di SMA perlu dilakukan melalui penanaman kesadaran dan sosialisasi kepada warga SMA. Kajian dan analisis sistem manajemen abad 21 akan menghasilkan ciri-ciri manajemen modern di SMA yang dapat digunakan sebagai parameternya. Kajian dan analisis Balance Scorecard akan menghasilkan empat hal pokok, yaitu: 
(1) menjelaskan dan menerjemahkan visi dan strategi; 
(2) mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan strategi dan ukuran; 
(3) merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif strategi;
 (4) melancarkan umpan balik dan penyempurnaan strategi. Kajian dan analisis Corporate                               Governance yang memiliki prinsip-prinsip good governance yang selalu memperhatikan aspek seperti: transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. Implementasi ICT dalam proses pembelajaran di SMA sangat diperlukan dalam mendukung sistem manajemen SMA abad 21 sehingga dapat mengikuti perkembangan berbagai macam teknologi dan globalisasi yang sangat pesat. Semua komponen-komponen dalam model manajemen SMA abad 21 saling berkaitan satu sama lain dan dikendalikan dengan nilai-nilai agama dan budaya Bangsa Indonesia sehingga dapat menghasilkan model manajemen SMA modern yang berdasarkan karakteristik bangsa Indonesia. Dengan model manajemen SMA abad 21 tersebut diharapkan dapat mengembangkan SMA dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional.
                  Simpulan Berdasarkan konsep, teori-teori, kajian kritis dan analisis sistem manajemen pendidikan modern sebagaimana tersebut di atas, maka dapat 18 disimpulkan bahwa dalam formulasi model pada level sekolah, yaitu model manajemen SMA abab 21 setidaknya harus memperhatikan lima hal pokok. Adapun lima hal pokok tersebut adalah 1) pembaharuan SMA yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, 2) implementasi sistem manajemen abad 21 dengan mempertimbangkan peran SMA dalam membangun MBS di SMA, 3) implementasi sistem manajemen SMA dalam kerangka konsep balance scorecard dengan melakukan sinkronisasi terhadap MBS, 4) implementasi sistem manajemen SMA dalam kerangka good governance, dan 5) implementasi sistem manajemen SMA yang adaptif dengan perkembangan ICT. Fungsi pengendalian yang didasarkan pada nilai-nilai agama dan budaya Bangsa Indonesia sangat diperlukan agar sistem manajemen SMA yang dibangun terarah. Nilai-nilai agama dan budaya Bangsa Indonesia menjadi karakter penting dalam model menajamen SMA abad 21 sehingga implementasinya sesuai dengan situasi dan kondisi serta karakter Bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka
Allen, Mark. 2002. The corporate university: designing, managing, and growing a successful program. New York: AMACOM. Clark, Burton R. 1983.
The higher education system: academic organization in cross-national perspective, California: University of California Press. Dikmenum. 2004.
Kebijakan Dan Program Pelaksanaan 2003 dan Perencanaan 2004 Dikdasmen. dari http://www.dikdasmen.depdiknas.go.id/indexditjen.htm. diakses tangga 5 Desember 2004.
Einstein A. 1905. “Special Theory of Relativity” dari http://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1921/einsteinbio.html. diakses tanggal 4 Mei 2008.
Einstein A. 1916. “General Theory of Relativity” dari http://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1921/einsteinnobel.html. diakses tanggal 4 Mei 2008. Fahmi Azmiar. 2007. “E-Learning - Understanding its true business value and opportunity” dari http://www.ekofeum.or.id. Diakses tanggal 17 Juni 2007.

Selasa, 05 April 2016

LINGKUNGAN BISNIS INTERNASIONAL



1. Pengertian Lingkungan Bisnis Internasional

Lingkungan bisnis internasional adalah seluruh kekuatan yang melingkungi dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan.

Kekuatan ini ada yang dapat dikontrol (controllable) dan tidak dapat dikontrol (uncontrollable) oleh perusahaan. Kekuatan yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah unsur-unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri, seperti penyediaan faktor produksi (modal, bahan baku, tenaga kerja dan teknologi yang dipilih) dan aktivitas organisasi  (produksi, personalia, keuangan dan pemasaran). Sedangkan kekuatan yang tidak dapat dikontrol pada umumnya adalah unsur-unsur yang berada di luar perusahaan, seperti politik negara, persaingan, agen distribusi, kondisi ekonomi, ketentuan hukum dan perundang-undangan, keuangan internasional, budaya penduduk dan lain-lain.

Lingkungan bisnis internasional secara umum dapat dibagi tiga, yaitu lingkungan domestik, lingkungan luar negeri dan lingkungan internasional. Lingkungan domestik merupakan semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol yang berasal dari negara asal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan. Lingkungan luar negeri merupakan semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol yang berasal dari luar negeri atau luar negara asal. Sedangkan lingkungan internasional merupakan interaksi antara kekuatan lingkungan domestik dan lingkungan luar negeri.

2. Kekuatan Yang Tidak Dapat Dikontrol Perusahaan

Secara umum terdapat empat kekuatan utama yang tidak dapat dikontrol perusahaan dalam bisnis internasional, yaitu kekuatan ekonomi, budaya masyarakat, politik, dan hukum.

2.1. Kekuatan Ekonomi

Kekuatan ekonomi meliputi antara lain sistem perekonomian dan kondisi perekonomian di dalam negeri maupun luar negeri.

Sistem perekonomian suatu negara pada dasarnya dapat dibagi tiga, yaitu sistem perekonomian pasar (market economy), sistem perekonomian terpusat (centralized  economy) dan sistem perekonomian campuran (mixed economy).  Dalam sistem perekonomian pasar peranan pemerintah sangat kecil dalam perekonomian, yang berbeda dengan sistem perekonomian terpusat dimana campur tangan pemerintah sangat besar dalam perekonomian. Umumnya negara menganut sistem perekonomian campuran dari sistem perekonomian pasar dan perekonomian terpusat, yang membedakan hanya kadar peranan campur tangan pemerintah dalam perekonomian apakah lebih besar atau lebih kecil. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, maka terdapat kecenderungan di berbagai negara campur tangan pemerintah dalam perekonomian semakin berkurang.

Sedangkan kondisi perekonomian negara domestik maupun luar negeri, meliputi antara lain populasi (jumlah penduduk), pendapatan nasional (Gross Domestic Bruto atau GDP), pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan distribusi pendapatan, serta keadaan variabel ekonomi lainnya, seperti tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat inflasi dan lain-lain.

Dalam kekuatan ekonomi ini termasuk juga kekuatan keuangan internasional. Terdapat dua kekuatan keuangan internasional yang paling mempengaruhi bisnis internasional, yaitu sistem moneter internasional dan penentuan kurs valas.

2.2. Kekuatan Budaya Masyarakat

a. Pengertian Budaya

Budaya adalah simbol-simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku yang dimiliki kelompok masyarakat tertentu. Budaya juga diartikan sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap dan perilaku sekelompok orang. Jadi kebudayaan meliputi pola perilaku yang umum atau gaya hidup dari suatu kelompok masyarakat tertentu.

b. Elemen Budaya

Menurut Cateora (1996), terdapat lima elemen dalam budaya, yaitu budaya material, organisasi sosial, sistem kepercayaan atau keyakinan, estetika, dan bahasa.

1)    Budaya Material
Budaya material dibedakan menjadi teknologi dan ekonomi. Teknologi merupakan teknik atau cara untuk mengubah material menjadi suatu produk yang berguna bagi masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan ekonomi adalah cara yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain dengan menggunakan segala kemampuannya.

2)    Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan suatu lembaga masyarakat yang terkait dengan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain, mengajarkan perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat, dan mengorganisasikan kegiatan masyarakat untuk dapat hidup secara harmonis.

3)    Sistem Kepercayaan Atau Keyakinan
Kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh sekelompok masyarakat akan mempengaruhi sistem nilai yang ada di masyarakat, di antaranya meliputi kebiasaan-kebiasaan masyarakat, pola konsumsi, cara memandang hidup dan lain-lain

4)    Estetika
Estetika berkaitan dengan seni, dongeng, hikayat, musik dan tari-tarian yang ada di suatu kelompok masyarakat.

5)    Bahasa
Bahasa merupakan cara seseorang menyampaikan atau mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simbol tertentu kepada orang lain.

c. Pentingnya Budaya Dalam Bisnis Internasional

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis internasional menghadapi permasalahan budaya dalam upaya pengembangan bisnisnya.

Contoh permasalahan budaya yang mungkin muncul dalam kegiatan bisnis di antaranya adalah sebagai berikut.
1)    Perusahaan sangat sulit untuk menerapkan bauran pemasaran (marketing mix) yang sama di berbagai negara akibat keanekaragaman sikap dan nilai masyarakat.
2)    Warna memiliki arti yang berbeda di dalam budaya yang berbeda, sehingga para agen pemasaran harus berhati-hati dan memeriksa apakah suatu warna memiliki arti khusus sebelum menggunakannya untuk produk, kemasan atau iklan.
3)    Sikap terhadap waktu yang berbeda di beberapa negara. Misalnya di Amerika Serikat, jika seseorang tidak tepat waktu atau terlambat menghadiri pertemuan yang telah dijanjikan, maka diasumsikan bahwa orang tersebut tidak menganggap pertemuan itu penting. Akan tetapi di negara lain, misalnya di Timur Tengah, dapat berarti kebalikannya.
4)    Di beberapa negara, sikap seseorang  terhadap pekerjaan diasosiasikan dengan gengsi. Banyak penduduk di negara berkembang yang menilai bahwa pekerjaan fisik gengsinya lebih rendah dari pekerjaan non fisik.

2.3. Kekuatan Politik

Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis internasional yang bersumber dari faktor ideologi, serta faktor lainnya seperti masalah stabilitas pemerintah, nasionalisme, terorisme, hubungan dengan organisasi internasional dan lain-lain.

a. Faktor Ideologi

Dari sudut keyakinan ideologi, maka pemerintah, partai, dan masyarakat di suatu negara menganut salah satu dari tiga ideologi, komunisme, kapitalisme atau sosialisme. Dalam melaksanakan kebijakan ekonominya, suatu negara dapat menganut sistem ekonomi yang didasarkan pada ideologi tersebut. Sebagai pengecualian, dalam melaksanakan kebijakan ekonominya ada beberapa negara yang menganut dua sistem, khususnya komunisme dan kapitalisme. Disamping itu juga dikenal feodalisme, golongan konservatif dan liberal.

1)    Feodalisme
Istilah feodalisme mengacu pada suatu sistem ekonomi, sosial dan politik, yang dibatasi secara tegas oleh struktur kelas-kelas, dimana kaum bangsawan berada di bagian puncak dan petani di bagian bawah. Di antara keduanya terdapat beragam strata, seperti kaum pedagang dan pekerja kerajinan,  yang bertindak selaku perantara atas kedua ekstrim tersebut. Feodalisme merupakan struktur perekonomian yang sangat abadi, yang masih ada sampai sekarang. Di tanah Arab, sistem feodal Sheikh masih diterapkan secara luas hingga kini dan keluarga- keluarga raja menguasai lebih dari sekedar status asal saja.

2)    Komunisme
Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx merupakan teori perubahan sosial dengan cita-cita masyarakat tanpa perbedaan kelas sosial. Dalam sistem ekonomi komunis, semua faktor produksi utama dimiliki oleh pemerintah, umumnya produksi dilakukan oleh pemerintah, dan serikat sekerja dikendalikan oleh pemerintah.

3)    Kapitalisme
Dalam pengertian yang paling dasar, kapitalisme terdiri dari serangkaian prinsip-prinsip ekonomi yang didasarkan pada konsep properti pribadi dan kewirausahaan. Menurut kapitalisme yang ideal adalah bahwa bisnis sebagian besar dijalankan oleh perusahaan-perusahaan swasta pengejar laba, sedangkan faktor produksi dimiliki oleh swasta atau perseorangan, dan fungsi pemerintah hanya menangani fungsi yang tidak dapat dilakukan oleh swasta atau perseorangan, misalnya hubungan luar negeri, pertahanan, polisi dan pelayanan umum lainnya.

4)    Sosialisme
Istilah sosialisme mengacu kepada sistem ekonomi yang menuntut perencanaan pusat (sentral), dimana pemerintah memiliki kontrol langsung dan seutuhnya atas perlengkapan produksi. Menurut pandangan sosialisme, alat-alat produksi dan distribusi dasar dimiliki, dioperasikan dan digunakan oleh masyarakat secara kolektif dengan pengawasan dari pemerintah, dan keuntungan bukan merupakan tujuan.


5)    Perekonomian Sosialis-Pasar
Pemerintah Cina dewasa ini memadukan doktrin politik komunis dengan bentuk kapitalisme terbatas, sebagai “pasar sosialis”. Dalam sistem ini, bagian-bagian tertentu dari perekonomian yang direncanakan secara terpusat diperbolehkan untuk mengejar sasaran-saran kapitalis. Kepemilikan pribadi dan upaya memperoleh laba diperbolehkan. Perusahaan swasta baru diperbolehkan untuk menjual saham dan bersaing dengan industri-industri yang dimiliki pemerintah.

6)    Konservatif dan Liberal
Sebutan konservatif ditujukan kepada seseorang, kelompok atau partai yang berkeinginan untuk meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kegiatan swasta atau perseorangan. Sedangkan liberal adalah sebaliknya, yaitu ditujukan kepada seseorang, kelompok atau partai yang menghendaki peranan pemerintah lebih besar dalam bidang ekonomi, kepemilikan dan pengaturan usaha.

b. Analisis Risiko Politis Dalam Bisnis Internasional

  1. Risiko Politik (Political Risk)
Risiko politik adalah kemungkinan bahwa investasi bisnis di luar negeri akan terkendala oleh kebijakan pemerintah di negeri tersebut. Terdapat tiga kategori dasar dari risiko politik, yaitu transfer risks, operational risks, dan ownership-control risks. Transfer risksmerupakan kebijakan pemerintah untuk membatasi transfer modal, pembayaran, produksi, orang dan teknologi untuk masuk dan keluar negeri. Operational risks merupakan kebijakan dan prosedur pemerintah yang secara langsung menghambat manajemen dan kinerja operasi lokal. Sedangkan ownership-control risks merupakan kebijakan atau tindakan pemerintah yang menghalangi kepemilikan atau mengawasi operasi lokal.

  1. Analisis Risiko Politik Makro (Macro Political Risk Analysis)
Ini merupakan analisis untuk meninjau kebijakan politik utama yang mempunyai kemungkinan akan mempengaruhi seluruh perusahaan di dalam negeri.

  1. Analisis Politik Mikro (Micro Political Risk Analysis)
Ini merupakan analisis yang dilakukan langsung terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah yang mempengaruhi sektor-sektor ekonomi tertentu atau bisnis asing tertentu di dalam negeri.

  1. Analisis Risiko Pengambilalihan (Expropriation Risk Analysis)
Pengambilalihan adalah penguasaan bisnis oleh negara tuan rumah dengan sedikit atau tanpa kompensasi. Beberapa proses pengambilalihan didasarkan kepada indigenization laws, yaitu undang-undang yang menyatakan bahwa bangsa di suatu negara memiliki kepentingan (hak) utama di dalam operasi bisnis di negara tersebut.


2.4. Kekuatan Hukum

Sistem hukum yang ada di suatu negara  yang dapat mempengaruhi bisnis internasional di negara tersebut secara umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu hukum adat, hukum perdata dan hukum agama.


  1. Hukum adat (common law)
Hukum adat atau biasa disebut juga hukum kebiasaan menginterpretasikan apa yang diartikan hukum atas subyek tertentu sangatlah dipengaruhi oleh adat istiadat atau kebiasaan dan keputusan-keputusan pengadilan sebelumnya. Hukum adat didasarkan pada tradisi, preseden dan kebiasaan serta pemakaian di masa lalu, dan pengadilan melakukan peran penting dalam menafsirkan undang-undang menurut karakteristik-karakteristik tersebut. Akibatnya hukum adat yang mempengaruhi praktik bisnis di berbagai negara sangat bervariasi.

  1. Hukum perdata (code law) atau hukum sipil (civil law)
Hukum perdata didasarkan pada seperangkat undang-undang atau peraturan-peraturan yang sangat rinci serta komprehensif dan diorganisasikan menurut subyek permasalahan menjadi sebuah kitab undang-undang. Kitab undang-undang ini merupakan dasar bagi suatu perusahaan dalam melaksanakan bisnis. 

  1. Hukum Agama (theocratic law)
Hukum agama didasarkan pada perintah agama. Contoh yang paling baik adalah hukum Islam yang digunakan di Arab Saudi dan sampai kadar tertentu  digunakan oleh  berbagai negara yang mayoritas penduduknya muslim. Hukum Islam lebih merupakan hukum moral daripada hukum komersial, dan dimaksud untuk mengatur semua aspek kehidupan. Di dalam bisnis perbankan, misalnya, telah berkembang bank syariah.

Referensi : DR. SUPAWI PAWENANG, SE., MM , MODUL LINGKUNGAN EKONOMI BISNIS, S2 UNIBA 2016



Sebagai sebuah sistem, perusahaan sangat terkait edngan lingkungannya. Perusahaan sebagai sistem berarti sebgai unit yang terdiri dari subsistem, seperti sumber-sumber ekonomi, kegiatan perusahaan dan lingkungan perusahaan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Pengelolaan bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembangan lingkungan ekonomi. Perkembangan dalam sistem dan mekanisme industrial telah memberikan implikasi pada organisasi bisnis atau perusahaan. Alternatif-alternatif dari peluang yang ada masih banyak dan terbuka untuk dihadapi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan kondisi ekonomi, industri dan kepentingan dalamanggota masyarakat yang lainnya. Oleh karena lingkungan itulah, keputusan bisnis banyak dipengaruhi oleh kepentingan pihak-pihak yang berasal dari berbagai latar belakang (sosial, budaya dan politik) yang berbeda. Pada dasarnya bisnis terkait dengan lingkungan internal sebagai sumber daya yang mempengaruhi aktivitas bisnis secara langsung. Bisnis juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang terdiri dari pihak-pihak pemegang kepentingan utama perusahaan (stakeholders) dan lingkungan umum yang secara tidak langsung terkait dengan aktivitas bisnis atau mempengaruhi kinerja perusahaan.

Mengetahui komponen apa saja dari lingkungan dan memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi perusahaan merupakan hal yang penting bagi manajer perusahaan. Lingkungan yang mengandung unsur ketidakpastian mempengaruhi perusahaan melalui berbagai aspek yang terkait dengan aktivitas perusahaan dan lingkungan eksternalnya. Misalkan, saja kondisi bencana alam dahsyat, seperti Tsunami di Aceh yang datang secara tiba-tiba, merubah semua perencanaan yang telah dibuat perusahaan yang ada disana, bahkan perubahan perencanaan pembangunan indonesia secara global. Oleh karena itu, sangat penting bagi manajer perusahaan untuk mengetahui komponen-komponen dalam lingkungan yang akan mempengaruhi kesuksesan perusahaan. Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis secara langsung. Lingkungan ini terdiri atas berikut ini.

a. Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia).
b. Manajemen (keahlian/pengelola).
c. Pemegang saham (stakeholders).
d. Modal dan peralatan fisik (dana,mesin,gedung).
e. Informasi.

2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni berikut ini.

a. Lingkungan khusus
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan khusus, meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam organisasi (stakeholder), seperti konsumen, pemasok, pesaing dan kreditor.
Konsumen. Sebagaimana diketahui, perusahaan ada untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen atau pelanggan merupakan kelompok potensial yang mengonsumsi output atau barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan atau organisasi bisnis dan juga lembaga pemerintahan maupun organisasi nonprofit lainnya.
Pemasok. Perusahaan atau individu yang menyediakan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi produk atau jasanya. Pasokan eliputi penyediaan bahan baku/material, peralatan, input keuangan dan tenaga kerja.
Pesaing. Perrsaingan, meliputi semua tawaran pesaing yang nyata maupun potensial serta ubstitusi yang dipertimbangkan oleh pembeli. Biasanya setiap perusahaan mempunyaai satu atau lebih pesaing. Perusahaan perlu lebih memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penawaran produk dan jasa yang lebih baik dari pesaing.
Kreditor. Perusahaan perlu memperhatikan kreditor atau kelompok kepentingan tertentu yang mempengaruhi kegiatan organisasi secara finansial (institusi keuangan ataupun individu yang memberikan pinjaman dana). Kreditor, misalnya bank akan menganalisi secara seksama dan teliti mengenai perkembangan bisnis dan potensi dari suatu perusahaan karena bank sangat berkepentingan dalam hal pencegahan terjadinya kredit macet atau ketidakmampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman yang diberikan.
b. Lingkungan umumLingkungan umum meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempegaruhi organisasi. Perubahan lingkungan umum biasanya tidak mempunyai dampak sebesar perubahan lingkungan khusu, namun demikian manajer haru memperhatikan ketika merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengendalikan aktivita organisasi bisnis.
Kondisi ekonomi. Tinkat inflasi, masalah pengangguran, tingkat pertumbuhan pendapatan nasional, keadaan neraca pembayaran, kondisi pasar saham serta fluktuasi kurs valuta asing dan uku bunga, secara umum adalah beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi praktik manajem dalam aktivitas bisnis. Terdapat hubungan timbal balik antara keadaan perekonomian dan aktivitas bisnis atau dunia usaha. Kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong perkembangan dunia usaha, dan sebaliknya perkembangan dunia usaha akan mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.
Kondisi politik dan hukum. Terdapat kestabilan politik dan kebijakan pemerintah yang sesuai dapat menciptakan suasana kondusig untuk mengembangkan aktivita organisasi bisnis di berbagai bidang. Pertimbangan hukum juga perlu diperhatikan perusahaan, antara lain adanya peraturan pemerintah mengenai pembentukan dan pengawasan organisasi yang membatasi kebijakan manajerial, termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya manusia.
Kondisi sosial budaya. Para manajer perlu memperhatikan adanya perubahan sosial budaya masyarakat khususnya pola dan tren pasar yang dituju. Manajer perlu menyesuaikan strategi bisnis terutama pemasarannya dengan kondisi nilai-nilai sosial, kebiasaan, dan selera konsumen.
Kondisi demografi. Kondisi demografi mencakup kebiasaan yang berlaku dalam karakteristik fisik dari populasi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, konsumsi keluarga. Perubahan pada karakteristik-karakteristik ini dapat berpengaruh pada kebijakan manajemen perusahaan dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengontrol organisasi bisnisnya.
Teknologi. Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling dramatis atau paling cepat mengalami perubahan. Teknologi pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam hal pengembangan produk.
Globalisasi. Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi organisasi bisnis. Manajer dari perusahaan besar maupun kecil yang ada di dalam negeri semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah pesaing sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal.
Referensi : Referensi : DR. SUPAWI PAWENANG, SE., MM , MODUL LINGKUNGAN EKONOMI BISNIS, S2 UNIBA 2016

LINGKUNGAN EKONOMI
Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat organisasi internasional beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan atau beban dari bisnis tersebut.
Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena orang memiliki penghasilan yang relative baik dalam kondisi ini, mereka membeli sejumlah besar produk. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini memperoleh manfaat dari besarnya permintaan. Perusahaan mempekerjakan banyak karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi permintaan. Perusahaan juga dapat membayarkan upah yang tinggi kepada karyawan.
Ketika perekonomian lemah, perusahaan cenderung memberhentikan sebagian karyawannya dan tidak mampu membayarkan upah yang tinggi. Karena orang memiliki penghasilan yang relative rendah dalam kondisi ini, maka mereka membeli produk dengan jumlah yang sedikit. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini sangat terpukul karena perusahaan tidak dapat menjual seluruh produk yang dihasilkannya. Konsekuensinya perusahaan mungkin perlu memberhentikan sebagian karyawan. Dalam kondisi ini, beberapa perusahaan mengalami kegagalan, dan seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan sehingga membuat tingkat penggangguran meningkat.
Kondisi ekonomi juga penting bagi organisasi non bisnis. Ketika ekonomi lemah, sumbangan untuk universitas negeri akan turun, dan organisasi amal seperti Salvation Army akan diminta memberikan bantuan lebih besar pada saat yang sama ketika pendapatan mereka turun. Rumah sakit dipengaruhi ketersediaan dana dari Pemerintah dan jumlah pasien berpendapatan rendah yang harus mereka rawat cuma-cuma.
Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor :
– Pertumbuhan Ekonomi
– Stabilitas Ekonomi
– Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan dalam tingkat aktivitas ekonomi secara umum. Kadang kala pertumbuhan ekonomi kuat, dan pada saat yang lain pertumbuhan ekonomi relative lemah. Misalnya, pada suatu waktu kira-kira separuh penduduk Amerika Serikat pernah terlibat dalam kgiatan produksi makanan. Dewasa ini, kurang dari 2,5% penduduk Amerika Serikat bekerja di bidang pertanian. Tetapi efisiensi pertanian telah meningkat karena ditemukan cara dan teknologi yang lebih baik untuk berproduksi dan teknologi yang lebih baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa produksi pertanian telah tumbuh karena mampu meningkatkan output total di sector pertanian. Pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pertumbuhan ekonomi yang lemah.
A. Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Misalnya, ketika pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih kuat dari biasanya, maka total tingkat pendapatan dari para pekerja Amerika serikat relative tinggi, sehingga terdpat volume pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang dan jasa. Karena permintaan untuk barang dan jasa tinggi, maka perusahaan yang menjual barang dan jasa akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.
Dampak dari perekonomian yang lebih kuat dapat menyebar dengan cepat antarbisnis. Ketika pelanggan mulai meningkatkan pengeluarannya, perusahaan mengalami permintaan yang lebih tinggi terhadap produk-produknya dan bahkan mulai mempekerjakan lebih banyak karyawan guna mengakomodasi peningkatan permintaan. Perusahaan mungkin juga perlu untuk memperluas operasinya, yang mengakibatkan peningkatan permintaan untuk perlengkapan, jasa konstruksi, dan bahan baku. Kemudian perusahaan konstruksi harus mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk mengakomodasi peningkatan permintaan konstruksi. Ketika lebih banyak lapangan kerja yang diciptakan, tingkat pendapatan pelanggan secara umum meningkat, sehingga memungkinkan mereka untuk menghabiskan lebih banyak uang. Selain itu, investor yang berinvestasi dalam bisnis cenderung untuk memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasinya ketika perekonomian kuat, dan mereka mungkin saja menghabiskan sebagian besar atau seluruh pengembalian tersebut untuk membeli barang dan jasa. Dengan demikian pendapatan ekstra menimbulkan efek gelombang (ripple effect) ke seluruh sector perekonomian.
B. Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah
Jika pertumbuhan ekonomi yang kuat meningkatkan pendapatan perusahaan, maka pertumbuhan ekonomi yang lemah mengakibatkan rendahnya permintaan akan barang dan jasa, sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Bahkan perusahaan yang memproduksi barang atau jasa kebutuhan pokok dipengaruhi secara negative oleh perekonomian yang lemah karena pelanggan cenderung untuk mengurangi permintaan mereka. Misalnya saja, permintan akan minuman kopi di Starbucks dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara umum. Karena minuman kopi yang spesial bukanlah kebutuhan pokok, maka permintaan untuk minuman semacam itu akan lebih kuat ketika para pelanggan mendapatkan penghasilan yang relative tinggi dan mampu membelinya. Permintaan akan minuman ringan dan air dalam kemasan juga dipengaruhi, karena sebagian orang lebih mengandalkan air minum gratis dari keran dalam kondisi ekonomi yang lemah. Dampak potensial dari pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dicerminkan dalam pernyataan-pernyataan berikut ini :
“ Kehati-hatian kami terutama berasal dari lingkungan ekonomi makro, dimana beberapa ramalan mengindikasikan pertumbuhan yang lebih lambat ” ( Hewlett-Packard)
“ ( Perusahaan) berharap untuk mengalami fluktuasi yang signifikan dalam (kinerja) masa depan karena kondisi ekonomi secara umum “ (Amazon.com)
Ketika pertumbuhan ekonomi adalah negatif untuk dua kuartal berturut-turut maka periode tersebut disebut sebagai resesi.
Ketika perekonomian Amerika Serikat lemah, beberapa pekerja di Amerika Serikat diberhentikan oleh perusahaan dan oleh karena itu memiliki lebih sedikit uang yang dapat mereka gunakan untuk membeli barang atau jasa. Pekerja di Amerika Serikat lainnya mengkhawatirkan bahwa mereka akan diberhentikan dan mencoba untuk lebih menghemat lagi penghasilan mereka untuk berjaga-jaga kalau-kalau mereka kehilangan pekerjaan di masa depan. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan dan laba bagi banyak perusahaan. Karena perusahaan tidak mampu menjual semua produk atau jasa yang dapat dihasilkan, maka perusahaan mungkin mencoba untuk mengurangi bebannya dengan mengurangi lebih banyak karyawan. Karena resesi menimbulkan penurunan dalam penghasilan dan permintaan, maka resesi memiliki dampak negative yang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Dampak dari perekonomian lemah dapat menyebar dengan cepat keseluruh bisnis. Misalnya saja, permintaan untuk mobil baru yang dijual oleh produsen mobil seperti Ford Motor Company dan General Motors menurun, sehingga membuat perusahaan tersebut memiliki lebih banyak mobil daripada yang dapat dijual oleh perusahaan. Perusahaan tersebut dapat merespon dengan menutup pabrik dan memberhentikan pekerja. Pekerja yang diberhentikan tersebut memiliki lebih sedikit penghasilan sehingga mereka mengurangi permintaan mereka akan berbagai macam produk. Kemudian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk-produk tersebut akan mengalami penurunan dalam penjualan karena penurunan permintaaan. Sehingga dampak tersebut menyebar ke seluruh sector perekonomian. Selain itu, ketika produsen mengurangi produksinya kebutuhan akan bahan baku seperti baja juga akan menurun. Dengan demikian, perusahaan yang memproduksi baja akan mengalami penurunan dalam permintaan dan perlu memberhentikan pekerjanya. Bahkan ketika perusahaan tidak memberhentikan pekerjanya, perusahaan cenderung akan mengurangi rencana ekspansi selama periode ekonomi yang lemah. Dengan demikian, permintaan akan jasa konstruksi dan bahan bangunan menurun. Bahkan jika orang-orang tidak diberhentikan, mereka menyadari bahwa perekonomian lemah dan lebih hemat dalam membelanjakan uangnya karena mereka mungkin saja diberhentikan di masa depan. Hal ini juga mengakibatkan penurunan dalam permintaan akan produk.
Ketika kondisi lemah, beberapa bisnis lebih terpengaruh dibandingkan dengan bisnis lainnya. Meskipun demikian, kebanyakan bisnis dipengaruhi secara negative oleh kondisi ekonomi karena permintaan akan produk di hamper semua industry menurun.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Dua ukuran utama dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat produksi total dari barang dan jasa dalam perekonomian serta total dari barang dan jasa dalam perekonomian serta jumlah total pengeluaran ( pengeluaran agregat / aggregate expenditure ). Tingkat produksi total dan total pengeluaran agregat di Amerika Serikat sangat berkaitan, karena tingkat pengeluaran konsumen yang tinggi mencerminkan permintaan yang tinggi untuk barang dan jasa. Tingkat produksi total bergantung pada total permintaan pada barang dan jasa.
Bisnis dapat memantau tingkat produksi total AS dengan memerhatikan produk domestik bruto-PDB ( gross domestik product – GDP), yaitu total nilai pasar dari seluruh barang jadi dan jasa yang dihasilkan di Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi pada umumnya diinterpretasikan sebagai presentase perubahan dalam PDB dari satu periode ( misalnya satu kuartal ) ke periode berikutnya. Bisnis cenderung untuk memantau perubahan dalam pertumbuhan ekonomi yang dapat menandakan perubahan dalam permintaan akan produk dan jasanya.
Indikator alternatif dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran.Bisnis dapat memantau berbagai indikator pengangguran karena bisnis dapat mengindikasikan kondisi perekonomian membaik. Tingkat pengangguran siklus merupakan indikator terbaik dari kondisi perekonomian. Ketika pertumbuhan ekonomi membaik, bisnis merekrut lebih banyak orang dan tingkat pengangguran menurun. Untuk menentukan seberapa banyak tingkat pengangguran siklus sangat sulit. Beberapa orang mengasumsikan bahwa ketika tingkat pengangguran berubah, perubahan tersebut terutama disebabkan oleh siklus ekonomi. Tingkat pengangguran yang lebih rendah dapat diinterpretasikan sebagai indikator dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pada umumnya tingkat pengangguran yang lebih tinggi diiterpretasikan sebagai tanda menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Ketika perekonomian melemah pada tahun 2000 sampai 2002, tingkat pengangguran meningkat. Tetapi selama periode tahun 2003 – 2004 perekonomian membaik dan tingkat pengangguran menurun. Indikator lain pertumbuhan ekonomi antara lain, indeks produksi industrial, proyek perumahan baru dan tingkat penghasilan pribadi dikumpulkan oleh divisi pemerintah federal dan dilaporkan dalam majalah dan koran bisnis.
Beberapa perusahaan lebih sensitif dibandingkan dengan perusahaan lainnya terhadap kondisi ekonomi karena permintaan akan produknya lebih sensitif terhadap kondisi semacam itu. Misalnya, permintaan akan produk yang disediakn oleh McDonald’s tidaklah sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi karena orang – orangmadih membeli makanan dari McDonald’s bahkan di saat perekkonomian lemah. Sebaliknya, permintaan akan mobil baru lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi. Ketika perekonomian lemah, permintaan akan mobil akan menurun. Oleh sebab itu, kinerja dari produsen mobil sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, bisa dilihat dari jumlah output, standar hidup, produk domestic bruto dan produktivitas.
Jumlah Output dan Standar Hidup
Para pakar menyebut pola naik turun janlah gka pendek (atau, lebih baik, ekspansi dan kontraksi) dalam ekonomi disebut siklus bisnis. Ukuran utama dari pertumbuhan dalam siklus bisnis adalah jumlah output. Jumlah output adalah jumlah total barang dan jasa yang diproduksi oleh system ekonomi selama satu periode tertentu.
Untuk sederhananya, kenaikan dalam jumlah output adalah pertumbuhan ( atau ekonomi). Bila output tumbuh lebih cepat dari populasi, maka dua hal berikut juga mengikuti, output perkapita —jumlah barang dan jasa per orang—naik dan system menyediakan relative lebih banyak barang dan jasa yang diinginkan orang. Dan bila dua hal ini terjadi, orang yang hidup dalam system ekonomi mendapat keuntungan dari standar hidup yang lebih tinggi, yang merajuk pada kantitas dan kualitas totalbarang dan jasa yang mereka beli dengan mata uang yang digunakan dalam system ekonomi mereka.
Selanjutnya, pertumbuhan juga memungkinkan standar hidup yang lebih tinggi. Dengan demikian, untuk mengetahui seberapa besar peningkatan standar hidup Anda, Anda perlu tahu seberapa besar pertumbuhan system ekonomi Negara Anda.
Produk Domestik Bruto
Angka pertama, GDP, atau gross domestic product ( produk domestic bruto), merujuk pada total nilai semua barang dan jasa yang diproduksi dalam satu periode tertentu oleh perekonomian nasional dengan menggunakan factor-faktor produksidomestik. Jelas, GDP adalah ukuran jumlah output. Garis besarnya, jika GDP naik, jumlah output naik; jika jumlah output naik, Negara mengalami pertumbuhan ekonomi.
Kadang-kadang, para pakar ekonomi menggunakan istilah GNP, gross national product ( Produk nasional bruto), yang merujuk pada total nilai barang dan jasa yang diproduksi secara nasional oleh suatu Negara dalam periode tertentu terlepas dari factor-faktor produksi berlokasi. Tepatnya, apa perbedaan antara GDP dan GNP ? Perhatikan pabrik mobil milik Amerika di Brazil. Laba yang didapat oleh pabrik itu dimasukkan dalam GNP Amerika Serikat—tetapi bukan dalam GDP— karena mobil-mobil itu tidak diproduksi secara domestic ( di Brazil). Agak rumit untuk melakukan kalkulasi secara tepat karena factor produksi yang berbeda. Tenaga kerja, misalnya, akan paling banyak berasal dari Brazil, tetapi modal paling banyak dari Amerika. Dengan demikian upah yang dibayar kepada karyawan Brazil merupakan bagian dari GNP Brazil walaupun labanya tidak.
Tingkat Pertumbuhan Riil
GDP dan GNP biasanya berbeda kurang dari 1 persen , tetapi GDP merupakan GDP metode yang paling digemari dalam menghitung pendapatan dan output nasional. Berdasarkan anggapan ini, marilah kita perhatikan kolom tengah table 2.1. Disini kita menemukan bahwa tingkat pertumbuhan nyata GDP Amerika Serikat—angka disesuaikan dengan inflasi dan perubahan nilai tukar mata uang Negara tersebut—adalah 3,6 persen. Apakah angka itu bagus? Ingatlah bahwa pertumbuhan tergantung pada kenaikan output pada tingkat yang lebih cepat dari populasi. Angka pertumbuhan populasi Amerika Serikat adalah 0,91 persen. Oleh karena itu angka pertumbuhan riil dari system ekonomi Amerika Serikat tampaknya cukup sehat dan standar hidupnya harusnya meningkat.
GDP Per Kapita
Angka dalam kolom ketiga table 2.1 sesungguhnya mencerminkan standar hidup : GDP per kapita berarti GDP per orang. Kita mendapatkan angka ini dengan membagi total GDP ($10.446.200.000) dengan total populasi. Dalam satu periode tertentu (biasanya di kalkulasikan berbasis tahunan), Amerika Serikat memproduksi barang dan jasa senilai $32.839 untuk setiap orang di Negara itu.GDP per kapita merupakan ukuran yang lebih baik daripada GDP tentang kesejahteraan dari rata-rata per orang.
GDP Riil
GDP riil berarti bahwa GDP telah disesuaikan. Untuk memahami mengapa penyesuaian diperlukan, asumsikan bahwa pizza adalah satu-satunya produk di sebuah ekonomi hipotesis. Pada tahun 2003, pizza harganya $10; tahun berikutnya, sepotong pizza harganya $11. Dlam kedua tahun itu, tepatnya, 1000 pizza diproduksi. Pada tahun 2003, GDP local adalah $10.000 ($10×1.000); pada tahun 2004, GDP local adalah $11.000 (11×1.000). Apakah ada pertumbuhan ekonomi? Tidak. Karena dalam kedua tahun itudiproduksi 1.000 pizza, jumlah outputnya tetap sama. Masalahnya adalah jangan sampai di salah-arahkan supaya timbul keyakinan bahwa perekonomiannya sudah lebih baik. Jika tidak disesuaikan, GDP local untuk tahun 2002 adalah GDP nominal: GDP yang diukur dalam nilai dollar sekarang atau dengan semua komponen yang dinilai dengan harga sekarang.
Keseimbangan Daya Beli
Dalam contoh kita, harga sekarang adalah harga tahun 2004. Di pihak lain, kita mengkalkulasi GDP rill bila kita menghitung GDP dengan memperhitungkan perubahan nilai mata uang dan perubahan harga. Bila kita membuat penyesuaian ini, kita memperhitungkan baik GDP maupun keseimbangan daya beli prinsip bahwa nilai tukar ditetapkan sedemikianrupa sehingga harga dari produk yang sama di Negara berbeda, kurang lebih akan sama. Keseimbangan daya beli memberi kita banyak gagasan yang lebih baik tentang apa yang sesungguhnya dapat dibeli orang dengan sumber keuangan yang dialokasikan pada mereka oleh system ekonomi masing-masing. Dengan kata lain, keseimbangan daya beli memberi kita pengertian yang lebih baik tentang standar hidup di seluruh dunia.
Produktivitas
Faktor utama dalam pertumbuhan sebuah system ekonomi adalah produktivitas, yaitu ukuran pertumbuhan ekonomi yang membandingkan berapa banyak yang diproduksi oleh sebuah system dengan berapa banyak sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Katakanlah dibutuhkan 1 pekerja Amerika Serikat dan 1 dollar Amerika Serikat untuk membuat 10 bola sepak dalam sehari kerja selama 8 jam. Juga katakan saja dibutuhkan 1,2 pekerja Arab Saudi dan ekuivalennya $1,2 (dalam real, mata uang Arab Saudi) untuk membuat 10 bola sepak dalam hari kerja yang sama selama 8 jam. Maka kita bias mengatakan bahwa industry bola sepak Amerika Serikat lebih produktif daripada industry bola sepak Arab Saudi. Kedua faktor produksi dalam kasus yang sangat sederhana ini adalah tenaga kerja dan modal.
Sekarang mari kita lihat produktivitas dari perspektif yang berbeda. Jika lebih banyak barang diproduksi dengan factor produksi yang lebih sedikit, apa yang terjadi dengan produk-produk ini? Semuanya turun. Oleh karena itu, sebagai konsumen Anda akan memerlukan lebih sedikit uang untuk membeli jumlah produk yang sama. Singkatnya, standar hidup anda sekurang-kurangnya menyangkut produk-produk ini meningkat. Jika keseluruhan system ekonomi Anda menaikkan produktivitasnya, maka keseluruhan standar hidup Anda meningkat. Nyatanya, standar hidup meningkat hanya melalui peningkatan produktivitas. Pertumbuhan riil dalam GNP mencerminkan pertumbuhan dalam produktivitas.
Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah nilai ekonomis sebuah produk yang di ekspor sebuah Negara dikurangi nilai ekonomis yang diimpor. Prinsipnya cukup sederhana yaitu:
· Neraca perdagangan positif bila ekspor sebuah Negara lebih besar dari impor
· Neraca perdagangan negative bila impor sebuah Negara lebih besar dari ekspor
Neraca perdagangan negative umumnya disebut defisit perdagangan. Pada tahun 2003, Amerika Serikat mengalami defisit karena mengeluarkan hamper $423 miliar lebih untuk impor ketimbang dengan yang diterimanya untuk ekspor. Maka Amerika Serikat adalah Negara debitor dan bukan Negara kreditor.
Defisit perdagangan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Defisit terjadi karena jumlah uang yang dibelanjakan untuk produk asing tidak dibayar sepenuhnya. Akibatnya, Negara tersebut meminjam uang, dan uang pinjaman menuntut biaya yang lebih banyak dalam bentuk bunga. Uang yang mengalir keluar negeri untuk membayar deficit tidak dapat digunakan untuk investasi dalam perusahaan yang produktif, di dalam maupun di luar negeri.
Hutang Nasional
Hutang nasional adalah jumlah uang yang harus di bayar Pemerintah kepada kreditornya. Hutang nasional daepat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Walaupun pajak adalah cara yang paling umum bagi Pemerintah untuk mendapatkan uang, Pemerintah juga menjual surat hutang (bons) sekuritas, yang berarti Pemerintah berjanji untuk membayar kepada pembeli sekuritas sejumlah uang tertentu dan pada tanggal tertentudi masa mendatang. Pemerintah menjual surat hutang kepada individu, rumah tangga, bank, perusahaan asuransi, perusahaab industry, organisasi nirlaba dan perwakilan pemerintah, baik dalam negeri ataupun diluar negeri. Surat hutang ini menarik investasi karena sangat aman. Misalnya saja, Pemerintah Amerika Serikat tidak akan lalai dalam hal gagal melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Walaupun demikian, mereka juga harus menawarkan pendapatan yang layak untuk investasi pembeli, dan ini dilakukan dengan membayar pada tingkat suku bunga yang bersaing. Oleh karena itu dengan menjual surat hutang, Pemerintah Amerika Serikat bersaing dengan setiap peminjam potensial lain—individu, rumah tangga, bisnis dan organisasi-organisasi semakin sedikit uang yang tersedia untuk pinjaman dan investasi swasta yang meningkatkan produktifitas.
Stabilitas Ekonomi
Kita tahu bahwa rumah tangga, misalnya, mendapatkan modal sebagai pendapatan dari tenaga kerja. Kita tahu bahwa ketika rumah tangga memasuki pasar konsumen untuk membeli barang dan jasa, keputusan mereka (dan keputusan perusahaan yang berusaha menjual barang dan jasa kepada mereka) dipengaruhi oleh hokum permintaan dan penawaran. Kita tahu bahwa hokum permintaan dan penawaran menghasilkan harga ekuilibrium bila kuantitas barang yang diminta dan kuantitas barang yang ditawarkan adalah sama. Kita tahu bahwa rumah tangga menikmati standar hidup yang lebih tinggi bila ada pertumbuhan yang seimbang dalam kuantitas barang yang diminta dan kuantitas barang yang ditawarkan. Kita tahu bahwa kita dapat mengukur pertumbuhan dan produktifitas dengan produk domestic bruto dan standar hidup dengan keseimbangan daya beli dari mata uang suatu system : standar hidup akan stabil bila keseimbangan daya beli tetap stabil.
Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa tujuan utama dari suatu system ekonomi adalah stabilitas. Stabilitas adalah kondisi dimana jumlah uang yang tersedia dalam system ekonomi dan kuantitas barang dan jasa yang diproduksi di dalamnya tumbuh kira-kira pada tingkat yang sama.
Faktor-faktor yang dapat mengancam stabilitas ekonomi :
– Inflasi
– Nilai tukar
– Tingkat suku bunga
– Pengangguran
– Sumber daya dan produk
A. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barag dan jasa secara umum selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diestimasikan dengan mengukur presentase perubahan dalam indeks harga konsumen yang emngindikasikan harga dari sejumlah besar produk konsumen seperti, produk kebutuhan sehari – hari, perumahan, bahan bakar, layanan kesehatan dan listrik. Tingkat inflasi secara umum adalah lebih tinggi pada tahun 1970-an dibandingkan dengan tingkat inflasi dalam tahun – tahun belakangan ini yang sebagian diakibatkan oleh peningkatan yang signifikan dalam harga minyak saat itu.
Inflasi dapat memengaruhi beban operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk dengan meningkatkan harga dari perlengkapan dan bahan baku. Upah dapat dipengaruhi oleh inflasi. Tingkat inflasi yang lebih tinggi karena banyak perusahaan menggunakan harga yang lebih tinggi guna mengompensasikan beban yang lebih tinggi.
Inflasi dapat diakibatkan dari kejadian tertentu yang menaikkan biaya produksi. Ketika harga aluminium meningkat, misalnya, perusahaan seperti PepsiCo dan Coca Cola mengeluarkan biaya yang lebih besar dan mungkin menaikkan harga dari minuman ringan yang dihasilkan. Jiak biaya baja meningkat, perusahaan seperti General Motors dan Ford Motor Company yang menggunakan baja untuk menghasilkan mobil dapat menaikkan harga dari mobil yang dihasilkannya. Ketika perusahaan menggunakan harga yang lebih tinggi karena kenaikkan biaya, terjadi inflasi yang didorong oleh biaya (cost-push inflation). Ilustrasi dampak potensial dari inflasi yang didorong dari biaya ini , kita bisa mempertimbangkan bagaimana semua produsen bisa mengantarkan produk mereka ke toko – toko di seluruh negeri. Biaya transportasi mencakup biaya bahan bakar. Ketika harga minyak naik, biaya produksi bahan bakar juga naik. Pemasok bahan bakar cenderung untuk meneruskan biaya yang tinggi tersebut dengan menaikkan harga bahan bakar. Konsekuensinya, produsen produk mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk mengantarkan produknya. Jika produsen tidak menaikkan harga produksinya untuk mencerminkan biaya yang lebih tinggi tersebut maka laba akan turun.
Kadang kala perusahaan menaikkan harga produk untuk mencerminkan biaya yang lebih tinggi. Maka pelanggan akan membayar harga yang lebih tinggi untuk produk tersebut karena harga bahan bakar yang lebih tinggi. Demikian pula pertimbangan akan bahan bakar yang lebih tinggi meningkatkan biaya yang lebih tinggi meningkatkan biaya perusahaan penerbangan dalam menyediakan jasa penerbangan. Jika perusahaan penerbangan menaikkan harga tiket untuk mencerminkan biaya yang lebih tinggi maka semua bisnis yang mengandalkan perjalanan udara akan membayar biaya yang lebih tinggi. Selain itu, pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan penerbangan akan terpaksa untuk membayar harga yang lebih tinggi.
Ketika pelanggan membayar harga yang lebih tinggi untuk produk sebagai akibat dari inflasi, maka mereka memiliki lebih sedikit uang yang tersedia untuk membeli produk – produk lain. Mereka berjuang untuk tetap bertahan dalam batasan anggaran pengeluaran mereka dan mungkin harus meminjam uang. Alternatifnya mereka dapat dipaksa untuk mengurangi pengeluaran mereka untuk produk – produk lain yang menyebabkan permintaan akak produk – produk tersebut menurun.konsekuensinya, perusahaan akan mengalami tingkat pendapatan yang lebih rendah.
Inflasi juga dapat disebabkan oleh permintaan konsumen yang kuat. Pertimbangan situasi dimana pelanggan meningkatkan permintaan mereka akan kebanyakan produk dan jasa. Beberapa perusahaan dapat merespon hal ini dengan menaikkan harga. Ketika harga produk dan jasa tertarik ke atas karena permintaan konsumen yang kuat maka terjadi inflasi yang ditarik ole permintaan (demand pull inflation). Dalam periode pertumbuhan ekonomi yang kuat, permintaan pelanggan yang kuat dapat menimbulkan kelangkaan produksi dari beberapa produk. Perusahaan yang mengantisipasi kelangkaan tersebut dapat menaikkan harga karena perusahaan yakin bahwa perusahaan tetap dapat menjual produk – produk tersebut.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat juga dapat menekan upah maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang kuat berarti lebih sdikit orang yang menganggur sehingga pekerja dapat melakukan negosiasi untuk memperoleh upah yang lebih tinggi. Perusahaan mungkin lebih mau membayar upah yang lebih tinggi guna mempertahankan pekerjanya ketika tidaj tersedia pekerjaan lain yang memilikimkualifikasi yang dibutuhkan. Ketika perusahaan membayar upah yang lebih tinggi, biaya produksi naik dan perusahaan dapat berusaha untuk menaikkan harga guna menutup beban yang lebih tinggi.
B. Nilai Tukar
Nilai tukar (exchange rate) adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Fluktuasi nilai tukar merupakan kekhawatiran utama bagi perusahaan – perusahaan yang berbisnis di kancah internasional. Perubahan nilai tukar dapat berdampak besar bagi daya untung bisnis internasional yang menukarkan jutaan dolar dengan mata uang lain setipa hari. Sebagai contoh, nilai tukar dolar AS sama dengan 0,8 euro. Jika niai tukar dolar menguat menjadi 0,9 euro maka harga barang – barang AS seharga satu dolar. Ekspor barang – barang AS akan lebih sulit dan keuntungan yang diperoleh pun kecil. Sebaliknya, jika nilai tukar dolar melemah menjadi 0,7 euro, maka harga barang – barang AS akan lebih murah di Prancis, sehingga dapat diekspor dengan mudah dan memberi banyak keuntungan.
C. Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga menentukan biaya meminjam uang. Tingkat bunga dapat memengaruhi kinerja perusahaan karena memengaruhi beban atau pendapatan perusahaan.
Dampak terhadap Beban Perusahaan
Perusahaan dalam tingkat bunga dasar dapat memengaruhi beban bunga perusahaan karena tingkat bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank komersial dan kreditor lain atas pinjaman perusahaan didasarkan pada tingkat bunga pasar. Bahkan jika suatu perusahaan memperoleh pinjaman dari bank komersial selama beberapa tahun, maka tingkat bunga pinjaman tersebut disesuaikan secara periodik (setiap enam bulan atau tahun) berdasarkan tingkat bunga yang berlaku pada saat itu.
Karena tingkat bunga memengaruhi biaya pendanaan, maka beberapa proyek yang dianggap layak oleh perusahaan selama periode tingkat bunga rendah bis amenjadi tidak layak selama periode dengan tingkat bunga tinggi. Yaitu, proyek tersebut tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang memadai untuk menutup biaya pendanaan. Konsekuensinya, perusahaan cenderung untuk mengurangi tingkat ekspansi ketika tingkat bunga tinggi.
Dampak terhadap Pendapatan Perusahaan
Beberapa perusahaan lebih sensitif terhadap perubahan terhadap tingkat bunga dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Misalnya, perusahaan yang memiliki sedikit tidak begitu terpengaruuh oleh perubahan dalam tingkat bunga karena beban bunganya tidak akan banyak berubah. Selain itu, perusahaan yang menjual produk atau jasa secara tunai tidak akan mengalami pergeseran besar dalam permintaan akan produknya ketika tingkat bunga berubah.
C. Pengangguran
Kita perlu mempertimbangkan efek pengangguran terhadap stabilitas ekonomi. Pengangguran adalah tingkat tidak adanya pekerjaan bagi orang yang secara aktif mencari pekerjaan dalam suatu system perekonomian. Bila tingkat pengangguran rendah, berarti kurang tersedia tenaga kerja untuk direkrut bisnis. Ketika bisnis bersaing satu sama lain untuk mendapatkan tawaran tenaga kerja yang tersedia, bisnis menaikkan upah yang ingin mereka bayar. Selanjutnya karena biaya tenaga kerja yang lebih tinggi itu menyedot margin laba, maka perusahaan menaikkan harga produk mereka. Maka, walaupun konsumen memiliki lebih banyak uang untuk digunakan, kenaikan ini langsung terhapus oleh kenaikan harga. Daya beli pun merosot.
Jika tingkat upah terlalu tinggi, bisnis akan menanggapi dengan mempekerjakan lebih sedikit pekerja, akibatnya pengangguran meningkat. Tentu saja bisnis dapat menaikkan harga untuk menangkal kenaikan biaya tenaga kerja, namun jika mereka menetapkan harga lebih tinggi, mereka tidak akan mampu menjual sebanyak mungkin produk mereka. Karena menurunnya penjualan berarti mereka harus mengurangi perekrutan tenaga kerja, maka ini menyebabkan pengangguran meningkat.
Apabila pemerintah mencoba mengoreksi situasi ini dengan menyuntikkan lebih banyak uang kedalam system perekonomian, misalnya dengan memotong pajak atau meningkatkan pembelian maka akan membuat harga secara keseluruhan akan naik karena permintaan konsumen bertambah. Sekali lagi, daya beli merosot dan tentu saja akan terjadi inflasi.
Ada empat jenis pengangguran antara lain :
Ø Pengangguran friksional (friktional unemployement) atau disebut juga tingkat pengangguran alamiah (mencerminkan orang – orang yang sedang berganti pekerjaan. Yaitu orang – orang yang status penganggurannya bersifat temporer, karena kemungkinan besar mereka dalam waktu singkat akan memperoleh pekerjaan. Misalnya, seseorang dengan keahlian kerja yang banyak dicari dapat berhenti dari pekerjaannya sebelum menemukan jalan baru karena ia yakin akan menemukan pekerjaan baru dalam waktu singkat.
Ø Pengangguran musiman (seasonal unemployment) mencerminkan orang – orang yang tidak dibutuhkan selama musim tertentu. Misalnya, instruktur ski mungkin saja menganggur selama musim panas.
Ø Pengangguran siklus (cyclical unemployment) mencerminkan orang – orang yang menganggur karena kondisi perekonomian yang buruk. Ketika aktivitas ekonomi menurun, permintaan akan barang dan jasa menurun, sehingga menurunkan kebutuhan akan pekerja. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberhentikan para pekerja pabrik jika permintaan akan produknya menurun.
Ø Pengangguran struktural (structural unemployment) mencerminkan orang – orang yang menganggur karena mereka tidak memiliki keahlian yan g memadai. Misalnya, orang – orang dengan tingkat pendidikan yang terbatas dapatmenjadi pengangguran struktural.
Pengangguran terkadang merupakan suatu gejala dari kekacauan di seluruh system perekonomian. Selama menurunnya siklus bisnis, orang di berbagai sector bias kehilangan pekerjaan mereka pada saat bersamaan. Akibatnya, keseluruhan pendapatan dan pengeluaran bisa merosot. Karena mengalami kesulitan akibat menurunnya pendapatan, bisnis dapat memangkas pengeluarannya untuk factor-faktor produksi—termasuk tenaga kerja. Namun lebih banyak orang akan kehilangan pekerjaannya, dan pengangguran pun akan terus bertambah.
D. Pasar Sumber Daya dan Produk
Manajer harus menguasai tuntutan pasar akan produk mereka ketika menjalankan bisnis di negara lain. Jika tuntutannya tinggi, mereka dapat memutuskan untuk mengeksporproduk mereka ke negara tersebut. Untuk mendirikan pabrik baru, pasar sumber daya sebagai penyedia bahan baku dan tenaga kerja harus tersedia.Sebagai contoh, tantangan terbesar McDonald’s, yang menjual Big Macs di semua negara kecuali Antartika, adalah untuk memperoleh pasokan mulai dari kentang untuk hamburger hingga roti dan sedotan plastik. Di McDonald’s Krakow burgernya didatangkan dari produsen Irlandia yang separuhnya dimiliki oleh OSI Industries dari Chicago, bawangnya dari Fresno, California, rotinya dari pusat produksi dan distribusi di dekat Moskow dan kentangnya dari perkebunan di Aldrue, Jerman.
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi di berbagai negara dan wilayah di dunia sangat beragam. Negara – negara tersebut dapat dikategorikan sebagainegara berkembang atau negara maju. Kriteria tradisonal yang digunakan untuk mengelompokkan negara – negara menjadi negara maju atau berkembang adalah pendapatan perkapita, yaitu pendapatan yang dihasilkan dari pruduksi barang dan jasa suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk. Negara – negara berkembang memiliki pendapatan per kapita yang rendah dan pada umumnyaberada di Asia, Zafrika dan Amerika Selatan. Negara – negara maju berada di Amerika Utara, Eropa Timur, Amerika Latin dan Afrika. Perusahaan – perusahaan ini menghadapi resiko dan tantangan modern, namun berdiri tegap untuk meraup keuntungan besar di masa depan.
Setiap tahun, Forum Ekonomi Dunia menganalisis berbagai data untuk mengukur perkembangan perusahaan – perusahaan dalam perlombaan ekonomi, dan menerbitkan Laporan Daya Saing Global, yang mengukur 113 faktor yang berpengaruh terhadap daya saing ekonomi. Laporan tersebut mempertimbangkan data kasar maupun persepsi pemimnpin bisnis di seluruh dunia serta mempertimbangkan kebijakan pemerintah, institusi, ukuran pasar, kecanggihan pasar keuangan dan faktor – faktor lain ynag mendorong produktivitas dan memungkin pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Satu faktor penting dalam mengukur daya saing adalah infrastruktur negara, yaitu fasilitas fisik seperti jalan tol, bandara, sarana pendukung dan saluran telepon yang semuanya menentukan aktivitas ekonomi.
Pengaruh Pemerintah terhadap Kondisi Ekonomi
Pemerintah federal dapat mempengaruhi kinerja bisnis dengan memberlakukan peraturan dengan memberlakukan kebijakan yang mempengaruhi kondisi ekonom i seperti menerapkan kebijakan moneter dan fiscal.
A. Kebijakan Moneter
Di Amerika Serikat , istilah penawaran uang umumnya mengacu pada tabungan ( rekening, giro), uang yang beredar di masyarakat, dan traveller’s checks. Ini merupakan definisi sempit karena terdapat ukuran yang lebih luas untuk penawaran uang yang memperhitungkan jenis tabungan lainnya. Tanpa memedulikan definisi yang tepat, ukuran uang apapun mencerminkan dana yang dapat dipinjamkan oleh lembaga keuangan kepada para peminjam.
Penawaran uang Amerika Serikat Dikendalikan oleh Federal Reserve System (“the fed’), yang merupakan bank sentral Amerika Serikat. The Fed menetapkan kebijakan moneter, yang mewakili keputusan mengenai tingkat penawaran uang di Amerika Serikat dalam jumlah yang mencapai miliaran dolar seharinya. Karena kebijakan the Fed mempengaruhi tingkat penawaran uang, maka kebijakan tersebut mempengaruhi tingkat suku bunga. Ketika the Fed mempengaruhi tingkat bunga dengan kebijakan moneternya, the Fed secara langsung mempengaruhi beban bunga perusahaan. Kedua, the Fed dapat mempengaruhi permintaan akan produk perusahaan jika produk-produk tersebut umumnya dibeli dengan dana pinjaman.
B. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal melibatkan keputusan mengenai bagaimana pemerintah federal sebaiknya menetapkan tarif pajak dan membelanjakan uang. Keputusan ini relevan dengan bisnis karena keputusan tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu dapat mempengaruhi permintaan akan produk atau jasa perusahaan.
Revisi Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Dengan kebijakan ini, orang-orang akan memperoleh penghasilan setelah pajak yang lebih tinggi, sehingga mendorong mereka untuk membelanjakan lebih banyak uang. Perilaku semacam itu mencerminkan peningkatan dalam permintaan agregat akan produk dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis, sehingga dapat meningkatkan kinerja bisnis.

Referensi : DR. SUPAWI PAWENANG, SE., MM , MODUL LINGKUNGAN EKONOMI BISNIS, S2 UNIBA 2016