LINGKUNGAN EKONOMI
Lingkungan ekonomi adalah kondisi
ekonomi di Negara tempat organisasi internasional beroperasi. Kondisi ekonomi
memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari setiap bisnis karena dapat
mempengaruhi pendapatan atau beban dari bisnis tersebut.
Ketika perekonomian kuat, tingkat
lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga
tinggi. Oleh karena orang memiliki penghasilan yang relative baik dalam kondisi
ini, mereka membeli sejumlah besar produk. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk
ini memperoleh manfaat dari besarnya permintaan. Perusahaan mempekerjakan
banyak karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan produk
dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi permintaan. Perusahaan juga dapat
membayarkan upah yang tinggi kepada karyawan.
Ketika perekonomian lemah, perusahaan
cenderung memberhentikan sebagian karyawannya dan tidak mampu membayarkan upah
yang tinggi. Karena orang memiliki penghasilan yang relative rendah dalam
kondisi ini, maka mereka membeli produk dengan jumlah yang sedikit. Perusahaan
yang menghasilkan produk-produk ini sangat terpukul karena perusahaan tidak
dapat menjual seluruh produk yang dihasilkannya. Konsekuensinya perusahaan
mungkin perlu memberhentikan sebagian karyawan. Dalam kondisi ini, beberapa
perusahaan mengalami kegagalan, dan seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan
sehingga membuat tingkat penggangguran meningkat.
Kondisi ekonomi juga penting bagi
organisasi non bisnis. Ketika ekonomi lemah, sumbangan untuk universitas negeri
akan turun, dan organisasi amal seperti Salvation Army akan diminta memberikan
bantuan lebih besar pada saat yang sama ketika pendapatan mereka turun. Rumah
sakit dipengaruhi ketersediaan dana dari Pemerintah dan jumlah pasien
berpendapatan rendah yang harus mereka rawat cuma-cuma.
Lingkungan ekonomi terdiri dari
faktor-faktor :
– Pertumbuhan Ekonomi
– Stabilitas Ekonomi
– Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan
perubahan dalam tingkat aktivitas ekonomi secara umum. Kadang kala pertumbuhan
ekonomi kuat, dan pada saat yang lain pertumbuhan ekonomi relative lemah.
Misalnya, pada suatu waktu kira-kira separuh penduduk Amerika Serikat pernah
terlibat dalam kgiatan produksi makanan. Dewasa ini, kurang dari 2,5% penduduk
Amerika Serikat bekerja di bidang pertanian. Tetapi efisiensi pertanian telah
meningkat karena ditemukan cara dan teknologi yang lebih baik untuk berproduksi
dan teknologi yang lebih baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa produksi
pertanian telah tumbuh karena mampu meningkatkan output total di sector
pertanian. Pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu pertumbuhan ekonomi
yang kuat dan pertumbuhan ekonomi yang lemah.
A. Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Ketika perekonomian kuat, tingkat
lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga
tinggi. Misalnya, ketika pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih kuat dari
biasanya, maka total tingkat pendapatan dari para pekerja Amerika serikat
relative tinggi, sehingga terdpat volume pengeluaran yang lebih tinggi untuk
barang dan jasa. Karena permintaan untuk barang dan jasa tinggi, maka
perusahaan yang menjual barang dan jasa akan menghasilkan pendapatan yang lebih
tinggi.
Dampak dari perekonomian yang lebih kuat
dapat menyebar dengan cepat antarbisnis. Ketika pelanggan mulai meningkatkan
pengeluarannya, perusahaan mengalami permintaan yang lebih tinggi terhadap
produk-produknya dan bahkan mulai mempekerjakan lebih banyak karyawan guna
mengakomodasi peningkatan permintaan. Perusahaan mungkin juga perlu untuk
memperluas operasinya, yang mengakibatkan peningkatan permintaan untuk
perlengkapan, jasa konstruksi, dan bahan baku. Kemudian perusahaan konstruksi
harus mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk mengakomodasi peningkatan
permintaan konstruksi. Ketika lebih banyak lapangan kerja yang diciptakan,
tingkat pendapatan pelanggan secara umum meningkat, sehingga memungkinkan
mereka untuk menghabiskan lebih banyak uang. Selain itu, investor yang
berinvestasi dalam bisnis cenderung untuk memperoleh tingkat pengembalian yang
lebih tinggi atas investasinya ketika perekonomian kuat, dan mereka mungkin
saja menghabiskan sebagian besar atau seluruh pengembalian tersebut untuk
membeli barang dan jasa. Dengan demikian pendapatan ekstra menimbulkan efek
gelombang (ripple effect) ke seluruh sector perekonomian.
B. Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah
Jika pertumbuhan ekonomi yang kuat
meningkatkan pendapatan perusahaan, maka pertumbuhan ekonomi yang lemah
mengakibatkan rendahnya permintaan akan barang dan jasa, sehingga dapat mengurangi
pendapatan perusahaan. Bahkan perusahaan yang memproduksi barang atau jasa
kebutuhan pokok dipengaruhi secara negative oleh perekonomian yang lemah karena
pelanggan cenderung untuk mengurangi permintaan mereka. Misalnya saja,
permintan akan minuman kopi di Starbucks dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
secara umum. Karena minuman kopi yang spesial bukanlah kebutuhan pokok, maka
permintaan untuk minuman semacam itu akan lebih kuat ketika para pelanggan
mendapatkan penghasilan yang relative tinggi dan mampu membelinya. Permintaan
akan minuman ringan dan air dalam kemasan juga dipengaruhi, karena sebagian
orang lebih mengandalkan air minum gratis dari keran dalam kondisi ekonomi yang
lemah. Dampak potensial dari pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dicerminkan
dalam pernyataan-pernyataan berikut ini :
“ Kehati-hatian kami terutama berasal
dari lingkungan ekonomi makro, dimana beberapa ramalan mengindikasikan
pertumbuhan yang lebih lambat ” ( Hewlett-Packard)
“ ( Perusahaan) berharap untuk mengalami
fluktuasi yang signifikan dalam (kinerja) masa depan karena kondisi ekonomi
secara umum “ (Amazon.com)
Ketika pertumbuhan ekonomi adalah
negatif untuk dua kuartal berturut-turut maka periode tersebut disebut sebagai
resesi.
Ketika perekonomian Amerika Serikat
lemah, beberapa pekerja di Amerika Serikat diberhentikan oleh perusahaan dan
oleh karena itu memiliki lebih sedikit uang yang dapat mereka gunakan untuk
membeli barang atau jasa. Pekerja di Amerika Serikat lainnya mengkhawatirkan
bahwa mereka akan diberhentikan dan mencoba untuk lebih menghemat lagi
penghasilan mereka untuk berjaga-jaga kalau-kalau mereka kehilangan pekerjaan
di masa depan. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan dan laba bagi banyak
perusahaan. Karena perusahaan tidak mampu menjual semua produk atau jasa yang
dapat dihasilkan, maka perusahaan mungkin mencoba untuk mengurangi bebannya
dengan mengurangi lebih banyak karyawan. Karena resesi menimbulkan penurunan
dalam penghasilan dan permintaan, maka resesi memiliki dampak negative yang
cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Dampak dari perekonomian lemah dapat
menyebar dengan cepat keseluruh bisnis. Misalnya saja, permintaan untuk mobil
baru yang dijual oleh produsen mobil seperti Ford Motor Company dan General
Motors menurun, sehingga membuat perusahaan tersebut memiliki lebih banyak
mobil daripada yang dapat dijual oleh perusahaan. Perusahaan tersebut dapat
merespon dengan menutup pabrik dan memberhentikan pekerja. Pekerja yang
diberhentikan tersebut memiliki lebih sedikit penghasilan sehingga mereka
mengurangi permintaan mereka akan berbagai macam produk. Kemudian perusahaan-perusahaan
yang menghasilkan produk-produk tersebut akan mengalami penurunan dalam
penjualan karena penurunan permintaaan. Sehingga dampak tersebut menyebar ke
seluruh sector perekonomian. Selain itu, ketika produsen mengurangi produksinya
kebutuhan akan bahan baku seperti baja juga akan menurun. Dengan demikian,
perusahaan yang memproduksi baja akan mengalami penurunan dalam permintaan dan
perlu memberhentikan pekerjanya. Bahkan ketika perusahaan tidak memberhentikan
pekerjanya, perusahaan cenderung akan mengurangi rencana ekspansi selama
periode ekonomi yang lemah. Dengan demikian, permintaan akan jasa konstruksi
dan bahan bangunan menurun. Bahkan jika orang-orang tidak diberhentikan, mereka
menyadari bahwa perekonomian lemah dan lebih hemat dalam membelanjakan uangnya
karena mereka mungkin saja diberhentikan di masa depan. Hal ini juga
mengakibatkan penurunan dalam permintaan akan produk.
Ketika kondisi lemah, beberapa bisnis
lebih terpengaruh dibandingkan dengan bisnis lainnya. Meskipun demikian,
kebanyakan bisnis dipengaruhi secara negative oleh kondisi ekonomi karena
permintaan akan produk di hamper semua industry menurun.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Dua ukuran utama dari pertumbuhan
ekonomi adalah tingkat produksi total dari barang dan jasa dalam perekonomian
serta total dari barang dan jasa dalam perekonomian serta jumlah total
pengeluaran ( pengeluaran agregat / aggregate expenditure ). Tingkat produksi
total dan total pengeluaran agregat di Amerika Serikat sangat berkaitan, karena
tingkat pengeluaran konsumen yang tinggi mencerminkan permintaan yang tinggi
untuk barang dan jasa. Tingkat produksi total bergantung pada total permintaan
pada barang dan jasa.
Bisnis dapat memantau tingkat produksi
total AS dengan memerhatikan produk domestik bruto-PDB ( gross domestik product
– GDP), yaitu total nilai pasar dari seluruh barang jadi dan jasa yang
dihasilkan di Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi pada umumnya
diinterpretasikan sebagai presentase perubahan dalam PDB dari satu periode (
misalnya satu kuartal ) ke periode berikutnya. Bisnis cenderung untuk memantau
perubahan dalam pertumbuhan ekonomi yang dapat menandakan perubahan dalam permintaan
akan produk dan jasanya.
Indikator alternatif dari pertumbuhan
ekonomi adalah tingkat pengangguran.Bisnis dapat memantau berbagai indikator
pengangguran karena bisnis dapat mengindikasikan kondisi perekonomian membaik.
Tingkat pengangguran siklus merupakan indikator terbaik dari kondisi
perekonomian. Ketika pertumbuhan ekonomi membaik, bisnis merekrut lebih banyak
orang dan tingkat pengangguran menurun. Untuk menentukan seberapa banyak
tingkat pengangguran siklus sangat sulit. Beberapa orang mengasumsikan bahwa
ketika tingkat pengangguran berubah, perubahan tersebut terutama disebabkan
oleh siklus ekonomi. Tingkat pengangguran yang lebih rendah dapat
diinterpretasikan sebagai indikator dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pada
umumnya tingkat pengangguran yang lebih tinggi diiterpretasikan sebagai tanda
menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Ketika perekonomian melemah pada tahun
2000 sampai 2002, tingkat pengangguran meningkat. Tetapi selama periode tahun
2003 – 2004 perekonomian membaik dan tingkat pengangguran menurun. Indikator
lain pertumbuhan ekonomi antara lain, indeks produksi industrial, proyek
perumahan baru dan tingkat penghasilan pribadi dikumpulkan oleh divisi
pemerintah federal dan dilaporkan dalam majalah dan koran bisnis.
Beberapa perusahaan lebih sensitif
dibandingkan dengan perusahaan lainnya terhadap kondisi ekonomi karena
permintaan akan produknya lebih sensitif terhadap kondisi semacam itu.
Misalnya, permintaan akan produk yang disediakn oleh McDonald’s tidaklah sangat
sensitif terhadap kondisi ekonomi karena orang – orangmadih membeli makanan
dari McDonald’s bahkan di saat perekkonomian lemah. Sebaliknya, permintaan akan
mobil baru lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi. Ketika perekonomian lemah,
permintaan akan mobil akan menurun. Oleh sebab itu, kinerja dari produsen mobil
sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi,
bisa dilihat dari jumlah output, standar hidup, produk domestic bruto dan
produktivitas.
Jumlah Output dan Standar Hidup
Para pakar menyebut pola naik turun
janlah gka pendek (atau, lebih baik, ekspansi dan kontraksi) dalam ekonomi
disebut siklus bisnis. Ukuran utama dari pertumbuhan dalam siklus bisnis adalah
jumlah output. Jumlah output adalah jumlah total barang dan jasa yang
diproduksi oleh system ekonomi selama satu periode tertentu.
Untuk sederhananya, kenaikan dalam
jumlah output adalah pertumbuhan ( atau ekonomi). Bila output tumbuh lebih
cepat dari populasi, maka dua hal berikut juga mengikuti, output perkapita
—jumlah barang dan jasa per orang—naik dan system menyediakan relative lebih
banyak barang dan jasa yang diinginkan orang. Dan bila dua hal ini terjadi,
orang yang hidup dalam system ekonomi mendapat keuntungan dari standar hidup
yang lebih tinggi, yang merajuk pada kantitas dan kualitas totalbarang dan jasa
yang mereka beli dengan mata uang yang digunakan dalam system ekonomi mereka.
Selanjutnya, pertumbuhan juga
memungkinkan standar hidup yang lebih tinggi. Dengan demikian, untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan standar hidup Anda, Anda perlu tahu seberapa besar
pertumbuhan system ekonomi Negara Anda.
Produk Domestik Bruto
Angka pertama, GDP, atau gross domestic
product ( produk domestic bruto), merujuk pada total nilai semua barang dan
jasa yang diproduksi dalam satu periode tertentu oleh perekonomian nasional
dengan menggunakan factor-faktor produksidomestik. Jelas, GDP adalah ukuran
jumlah output. Garis besarnya, jika GDP naik, jumlah output naik; jika jumlah
output naik, Negara mengalami pertumbuhan ekonomi.
Kadang-kadang, para pakar ekonomi
menggunakan istilah GNP, gross national product ( Produk nasional bruto), yang
merujuk pada total nilai barang dan jasa yang diproduksi secara nasional oleh
suatu Negara dalam periode tertentu terlepas dari factor-faktor produksi berlokasi.
Tepatnya, apa perbedaan antara GDP dan GNP ? Perhatikan pabrik mobil milik
Amerika di Brazil. Laba yang didapat oleh pabrik itu dimasukkan dalam GNP
Amerika Serikat—tetapi bukan dalam GDP— karena mobil-mobil itu tidak diproduksi
secara domestic ( di Brazil). Agak rumit untuk melakukan kalkulasi secara tepat
karena factor produksi yang berbeda. Tenaga kerja, misalnya, akan paling banyak
berasal dari Brazil, tetapi modal paling banyak dari Amerika. Dengan demikian
upah yang dibayar kepada karyawan Brazil merupakan bagian dari GNP Brazil
walaupun labanya tidak.
Tingkat Pertumbuhan Riil
GDP dan GNP biasanya berbeda kurang dari
1 persen , tetapi GDP merupakan GDP metode yang paling digemari dalam
menghitung pendapatan dan output nasional. Berdasarkan anggapan ini, marilah
kita perhatikan kolom tengah table 2.1. Disini kita menemukan bahwa tingkat
pertumbuhan nyata GDP Amerika Serikat—angka disesuaikan dengan inflasi dan
perubahan nilai tukar mata uang Negara tersebut—adalah 3,6 persen. Apakah angka
itu bagus? Ingatlah bahwa pertumbuhan tergantung pada kenaikan output pada
tingkat yang lebih cepat dari populasi. Angka pertumbuhan populasi Amerika
Serikat adalah 0,91 persen. Oleh karena itu angka pertumbuhan riil dari system
ekonomi Amerika Serikat tampaknya cukup sehat dan standar hidupnya harusnya
meningkat.
GDP Per Kapita
Angka dalam kolom ketiga table 2.1
sesungguhnya mencerminkan standar hidup : GDP per kapita berarti GDP per orang.
Kita mendapatkan angka ini dengan membagi total GDP ($10.446.200.000) dengan
total populasi. Dalam satu periode tertentu (biasanya di kalkulasikan berbasis
tahunan), Amerika Serikat memproduksi barang dan jasa senilai $32.839 untuk
setiap orang di Negara itu.GDP per kapita merupakan ukuran yang
lebih baik daripada GDP tentang kesejahteraan dari rata-rata per orang.
GDP Riil
GDP riil berarti bahwa GDP telah
disesuaikan. Untuk memahami mengapa penyesuaian diperlukan, asumsikan bahwa
pizza adalah satu-satunya produk di sebuah ekonomi hipotesis. Pada tahun 2003,
pizza harganya $10; tahun berikutnya, sepotong pizza harganya $11. Dlam kedua
tahun itu, tepatnya, 1000 pizza diproduksi. Pada tahun 2003, GDP local adalah
$10.000 ($10×1.000); pada tahun 2004, GDP local adalah $11.000 (11×1.000).
Apakah ada pertumbuhan ekonomi? Tidak. Karena dalam kedua tahun itudiproduksi
1.000 pizza, jumlah outputnya tetap sama. Masalahnya adalah jangan sampai di
salah-arahkan supaya timbul keyakinan bahwa perekonomiannya sudah lebih baik.
Jika tidak disesuaikan, GDP local untuk tahun 2002 adalah GDP nominal: GDP yang
diukur dalam nilai dollar sekarang atau dengan semua komponen yang dinilai
dengan harga sekarang.
Keseimbangan Daya Beli
Dalam contoh kita, harga sekarang adalah
harga tahun 2004. Di pihak lain, kita mengkalkulasi GDP rill bila kita
menghitung GDP dengan memperhitungkan perubahan nilai mata uang dan perubahan
harga. Bila kita membuat penyesuaian ini, kita memperhitungkan baik GDP maupun
keseimbangan daya beli prinsip bahwa nilai tukar ditetapkan sedemikianrupa
sehingga harga dari produk yang sama di Negara berbeda, kurang lebih akan sama.
Keseimbangan daya beli memberi kita banyak gagasan yang lebih baik tentang apa
yang sesungguhnya dapat dibeli orang dengan sumber keuangan yang dialokasikan
pada mereka oleh system ekonomi masing-masing. Dengan kata lain, keseimbangan
daya beli memberi kita pengertian yang lebih baik tentang standar hidup di
seluruh dunia.
Produktivitas
Faktor utama dalam pertumbuhan sebuah
system ekonomi adalah produktivitas, yaitu ukuran pertumbuhan ekonomi yang
membandingkan berapa banyak yang diproduksi oleh sebuah system dengan berapa
banyak sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Katakanlah dibutuhkan
1 pekerja Amerika Serikat dan 1 dollar Amerika Serikat untuk membuat 10 bola
sepak dalam sehari kerja selama 8 jam. Juga katakan saja dibutuhkan 1,2 pekerja
Arab Saudi dan ekuivalennya $1,2 (dalam real, mata uang Arab Saudi) untuk
membuat 10 bola sepak dalam hari kerja yang sama selama 8 jam. Maka kita bias
mengatakan bahwa industry bola sepak Amerika Serikat lebih produktif daripada
industry bola sepak Arab Saudi. Kedua faktor produksi dalam kasus yang sangat
sederhana ini adalah tenaga kerja dan modal.
Sekarang mari kita lihat produktivitas
dari perspektif yang berbeda. Jika lebih banyak barang diproduksi dengan factor
produksi yang lebih sedikit, apa yang terjadi dengan produk-produk ini?
Semuanya turun. Oleh karena itu, sebagai konsumen Anda akan memerlukan lebih
sedikit uang untuk membeli jumlah produk yang sama. Singkatnya, standar hidup
anda sekurang-kurangnya menyangkut produk-produk ini meningkat. Jika
keseluruhan system ekonomi Anda menaikkan produktivitasnya, maka keseluruhan
standar hidup Anda meningkat. Nyatanya, standar hidup meningkat hanya melalui
peningkatan produktivitas. Pertumbuhan riil dalam GNP mencerminkan pertumbuhan
dalam produktivitas.
Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah nilai ekonomis
sebuah produk yang di ekspor sebuah Negara dikurangi nilai ekonomis yang
diimpor. Prinsipnya cukup sederhana yaitu:
· Neraca perdagangan positif bila ekspor
sebuah Negara lebih besar dari impor
· Neraca perdagangan negative bila impor
sebuah Negara lebih besar dari ekspor
Neraca perdagangan negative umumnya
disebut defisit perdagangan. Pada tahun 2003, Amerika Serikat mengalami defisit
karena mengeluarkan hamper $423 miliar lebih untuk impor ketimbang dengan yang
diterimanya untuk ekspor. Maka Amerika Serikat adalah Negara debitor dan bukan
Negara kreditor.
Defisit perdagangan dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Defisit terjadi karena jumlah uang yang dibelanjakan untuk
produk asing tidak dibayar sepenuhnya. Akibatnya, Negara tersebut meminjam
uang, dan uang pinjaman menuntut biaya yang lebih banyak dalam bentuk bunga.
Uang yang mengalir keluar negeri untuk membayar deficit tidak dapat digunakan
untuk investasi dalam perusahaan yang produktif, di dalam maupun di luar
negeri.
Hutang Nasional
Hutang nasional adalah jumlah uang yang
harus di bayar Pemerintah kepada kreditornya. Hutang nasional daepat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Walaupun pajak adalah cara yang paling umum
bagi Pemerintah untuk mendapatkan uang, Pemerintah juga menjual surat hutang
(bons) sekuritas, yang berarti Pemerintah berjanji untuk membayar kepada
pembeli sekuritas sejumlah uang tertentu dan pada tanggal tertentudi masa
mendatang. Pemerintah menjual surat hutang kepada individu, rumah tangga, bank,
perusahaan asuransi, perusahaab industry, organisasi nirlaba dan perwakilan
pemerintah, baik dalam negeri ataupun diluar negeri. Surat hutang ini menarik
investasi karena sangat aman. Misalnya saja, Pemerintah Amerika Serikat tidak
akan lalai dalam hal gagal melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Walaupun
demikian, mereka juga harus menawarkan pendapatan yang layak untuk investasi
pembeli, dan ini dilakukan dengan membayar pada tingkat suku bunga yang
bersaing. Oleh karena itu dengan menjual surat hutang, Pemerintah Amerika
Serikat bersaing dengan setiap peminjam potensial lain—individu, rumah tangga,
bisnis dan organisasi-organisasi semakin sedikit uang yang tersedia untuk
pinjaman dan investasi swasta yang meningkatkan produktifitas.
Stabilitas Ekonomi
Kita tahu bahwa rumah tangga, misalnya,
mendapatkan modal sebagai pendapatan dari tenaga kerja. Kita tahu bahwa ketika
rumah tangga memasuki pasar konsumen untuk membeli barang dan jasa, keputusan
mereka (dan keputusan perusahaan yang berusaha menjual barang dan jasa kepada
mereka) dipengaruhi oleh hokum permintaan dan penawaran. Kita tahu bahwa hokum
permintaan dan penawaran menghasilkan harga ekuilibrium bila kuantitas barang
yang diminta dan kuantitas barang yang ditawarkan adalah sama. Kita tahu bahwa
rumah tangga menikmati standar hidup yang lebih tinggi bila ada pertumbuhan
yang seimbang dalam kuantitas barang yang diminta dan kuantitas barang yang
ditawarkan. Kita tahu bahwa kita dapat mengukur pertumbuhan dan produktifitas
dengan produk domestic bruto dan standar hidup dengan keseimbangan daya beli dari
mata uang suatu system : standar hidup akan stabil bila keseimbangan daya beli
tetap stabil.
Dengan demikian kita bisa menyimpulkan
bahwa tujuan utama dari suatu system ekonomi adalah stabilitas. Stabilitas
adalah kondisi dimana jumlah uang yang tersedia dalam system ekonomi dan
kuantitas barang dan jasa yang diproduksi di dalamnya tumbuh kira-kira pada
tingkat yang sama.
Faktor-faktor yang dapat mengancam
stabilitas ekonomi :
– Inflasi
– Nilai tukar
– Tingkat suku bunga
– Pengangguran
– Sumber daya dan produk
A. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga
barag dan jasa secara umum selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat
diestimasikan dengan mengukur presentase perubahan dalam indeks harga konsumen
yang emngindikasikan harga dari sejumlah besar produk konsumen seperti, produk
kebutuhan sehari – hari, perumahan, bahan bakar, layanan kesehatan dan listrik.
Tingkat inflasi secara umum adalah lebih tinggi pada tahun 1970-an dibandingkan
dengan tingkat inflasi dalam tahun – tahun belakangan ini yang sebagian
diakibatkan oleh peningkatan yang signifikan dalam harga minyak saat itu.
Inflasi dapat memengaruhi beban operasi
suatu perusahaan untuk menghasilkan produk dengan meningkatkan harga dari
perlengkapan dan bahan baku. Upah dapat dipengaruhi oleh inflasi. Tingkat
inflasi yang lebih tinggi karena banyak perusahaan menggunakan harga yang lebih
tinggi guna mengompensasikan beban yang lebih tinggi.
Inflasi dapat diakibatkan dari kejadian
tertentu yang menaikkan biaya produksi. Ketika harga aluminium meningkat,
misalnya, perusahaan seperti PepsiCo dan Coca Cola mengeluarkan biaya yang
lebih besar dan mungkin menaikkan harga dari minuman ringan yang dihasilkan.
Jiak biaya baja meningkat, perusahaan seperti General Motors dan Ford Motor
Company yang menggunakan baja untuk menghasilkan mobil dapat menaikkan harga
dari mobil yang dihasilkannya. Ketika perusahaan menggunakan harga yang lebih
tinggi karena kenaikkan biaya, terjadi inflasi yang didorong oleh biaya
(cost-push inflation). Ilustrasi dampak potensial dari inflasi yang didorong
dari biaya ini , kita bisa mempertimbangkan bagaimana semua produsen bisa
mengantarkan produk mereka ke toko – toko di seluruh negeri. Biaya transportasi
mencakup biaya bahan bakar. Ketika harga minyak naik, biaya produksi bahan
bakar juga naik. Pemasok bahan bakar cenderung untuk meneruskan biaya yang
tinggi tersebut dengan menaikkan harga bahan bakar. Konsekuensinya, produsen
produk mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk mengantarkan produknya. Jika
produsen tidak menaikkan harga produksinya untuk mencerminkan biaya yang lebih
tinggi tersebut maka laba akan turun.
Kadang kala perusahaan menaikkan harga
produk untuk mencerminkan biaya yang lebih tinggi. Maka pelanggan akan membayar
harga yang lebih tinggi untuk produk tersebut karena harga bahan bakar yang
lebih tinggi. Demikian pula pertimbangan akan bahan bakar yang lebih tinggi
meningkatkan biaya yang lebih tinggi meningkatkan biaya perusahaan penerbangan
dalam menyediakan jasa penerbangan. Jika perusahaan penerbangan menaikkan harga
tiket untuk mencerminkan biaya yang lebih tinggi maka semua bisnis yang
mengandalkan perjalanan udara akan membayar biaya yang lebih tinggi. Selain
itu, pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan penerbangan akan terpaksa untuk
membayar harga yang lebih tinggi.
Ketika pelanggan membayar harga yang
lebih tinggi untuk produk sebagai akibat dari inflasi, maka mereka memiliki
lebih sedikit uang yang tersedia untuk membeli produk – produk lain. Mereka
berjuang untuk tetap bertahan dalam batasan anggaran pengeluaran mereka dan
mungkin harus meminjam uang. Alternatifnya mereka dapat dipaksa untuk
mengurangi pengeluaran mereka untuk produk – produk lain yang menyebabkan
permintaan akak produk – produk tersebut menurun.konsekuensinya, perusahaan akan
mengalami tingkat pendapatan yang lebih rendah.
Inflasi juga dapat disebabkan oleh
permintaan konsumen yang kuat. Pertimbangan situasi dimana pelanggan
meningkatkan permintaan mereka akan kebanyakan produk dan jasa. Beberapa
perusahaan dapat merespon hal ini dengan menaikkan harga. Ketika harga produk
dan jasa tertarik ke atas karena permintaan konsumen yang kuat maka terjadi
inflasi yang ditarik ole permintaan (demand pull inflation). Dalam periode
pertumbuhan ekonomi yang kuat, permintaan pelanggan yang kuat dapat menimbulkan
kelangkaan produksi dari beberapa produk. Perusahaan yang mengantisipasi
kelangkaan tersebut dapat menaikkan harga karena perusahaan yakin bahwa
perusahaan tetap dapat menjual produk – produk tersebut.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat juga dapat
menekan upah maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang kuat berarti lebih sdikit
orang yang menganggur sehingga pekerja dapat melakukan negosiasi untuk
memperoleh upah yang lebih tinggi. Perusahaan mungkin lebih mau membayar upah
yang lebih tinggi guna mempertahankan pekerjanya ketika tidaj tersedia
pekerjaan lain yang memilikimkualifikasi yang dibutuhkan. Ketika perusahaan
membayar upah yang lebih tinggi, biaya produksi naik dan perusahaan dapat
berusaha untuk menaikkan harga guna menutup beban yang lebih tinggi.
B. Nilai Tukar
Nilai tukar (exchange rate) adalah nilai
tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Fluktuasi nilai
tukar merupakan kekhawatiran utama bagi perusahaan – perusahaan yang berbisnis
di kancah internasional. Perubahan nilai tukar dapat berdampak besar bagi daya
untung bisnis internasional yang menukarkan jutaan dolar dengan mata uang lain
setipa hari. Sebagai contoh, nilai tukar dolar AS sama dengan 0,8 euro. Jika
niai tukar dolar menguat menjadi 0,9 euro maka harga barang – barang AS seharga
satu dolar. Ekspor barang – barang AS akan lebih sulit dan keuntungan yang
diperoleh pun kecil. Sebaliknya, jika nilai tukar dolar melemah menjadi 0,7
euro, maka harga barang – barang AS akan lebih murah di Prancis, sehingga dapat
diekspor dengan mudah dan memberi banyak keuntungan.
C. Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga menentukan biaya meminjam
uang. Tingkat bunga dapat memengaruhi kinerja perusahaan karena memengaruhi
beban atau pendapatan perusahaan.
Dampak terhadap Beban Perusahaan
Perusahaan dalam tingkat bunga dasar
dapat memengaruhi beban bunga perusahaan karena tingkat bunga pinjaman yang
dikenakan oleh bank komersial dan kreditor lain atas pinjaman perusahaan
didasarkan pada tingkat bunga pasar. Bahkan jika suatu perusahaan memperoleh
pinjaman dari bank komersial selama beberapa tahun, maka tingkat bunga pinjaman
tersebut disesuaikan secara periodik (setiap enam bulan atau tahun) berdasarkan
tingkat bunga yang berlaku pada saat itu.
Karena tingkat bunga memengaruhi biaya
pendanaan, maka beberapa proyek yang dianggap layak oleh perusahaan selama
periode tingkat bunga rendah bis amenjadi tidak layak selama periode dengan
tingkat bunga tinggi. Yaitu, proyek tersebut tidak menghasilkan tingkat
pengembalian yang memadai untuk menutup biaya pendanaan. Konsekuensinya,
perusahaan cenderung untuk mengurangi tingkat ekspansi ketika tingkat bunga
tinggi.
Dampak terhadap Pendapatan Perusahaan
Beberapa perusahaan lebih sensitif
terhadap perubahan terhadap tingkat bunga dibandingkan dengan perusahaan
lainnya. Misalnya, perusahaan yang memiliki sedikit tidak begitu terpengaruuh
oleh perubahan dalam tingkat bunga karena beban bunganya tidak akan banyak
berubah. Selain itu, perusahaan yang menjual produk atau jasa secara tunai
tidak akan mengalami pergeseran besar dalam permintaan akan produknya ketika
tingkat bunga berubah.
C. Pengangguran
Kita perlu mempertimbangkan efek
pengangguran terhadap stabilitas ekonomi. Pengangguran adalah tingkat tidak
adanya pekerjaan bagi orang yang secara aktif mencari pekerjaan dalam suatu
system perekonomian. Bila tingkat pengangguran rendah, berarti kurang tersedia
tenaga kerja untuk direkrut bisnis. Ketika bisnis bersaing satu sama lain untuk
mendapatkan tawaran tenaga kerja yang tersedia, bisnis menaikkan upah yang
ingin mereka bayar. Selanjutnya karena biaya tenaga kerja yang lebih tinggi itu
menyedot margin laba, maka perusahaan menaikkan harga produk mereka. Maka,
walaupun konsumen memiliki lebih banyak uang untuk digunakan, kenaikan ini
langsung terhapus oleh kenaikan harga. Daya beli pun merosot.
Jika tingkat upah terlalu tinggi, bisnis
akan menanggapi dengan mempekerjakan lebih sedikit pekerja, akibatnya
pengangguran meningkat. Tentu saja bisnis dapat menaikkan harga untuk menangkal
kenaikan biaya tenaga kerja, namun jika mereka menetapkan harga lebih tinggi,
mereka tidak akan mampu menjual sebanyak mungkin produk mereka. Karena
menurunnya penjualan berarti mereka harus mengurangi perekrutan tenaga kerja,
maka ini menyebabkan pengangguran meningkat.
Apabila pemerintah mencoba mengoreksi
situasi ini dengan menyuntikkan lebih banyak uang kedalam system perekonomian,
misalnya dengan memotong pajak atau meningkatkan pembelian maka akan membuat
harga secara keseluruhan akan naik karena permintaan konsumen bertambah. Sekali
lagi, daya beli merosot dan tentu saja akan terjadi inflasi.
Ada empat jenis pengangguran antara lain
:
Ø Pengangguran friksional (friktional
unemployement) atau disebut juga tingkat pengangguran alamiah (mencerminkan
orang – orang yang sedang berganti pekerjaan. Yaitu orang – orang yang status
penganggurannya bersifat temporer, karena kemungkinan besar mereka dalam waktu
singkat akan memperoleh pekerjaan. Misalnya, seseorang dengan keahlian kerja
yang banyak dicari dapat berhenti dari pekerjaannya sebelum menemukan jalan
baru karena ia yakin akan menemukan pekerjaan baru dalam waktu singkat.
Ø Pengangguran musiman (seasonal
unemployment) mencerminkan orang – orang yang tidak dibutuhkan selama musim
tertentu. Misalnya, instruktur ski mungkin saja menganggur selama musim panas.
Ø Pengangguran siklus (cyclical
unemployment) mencerminkan orang – orang yang menganggur karena kondisi
perekonomian yang buruk. Ketika aktivitas ekonomi menurun, permintaan akan barang
dan jasa menurun, sehingga menurunkan kebutuhan akan pekerja. Misalnya, suatu
perusahaan dapat memberhentikan para pekerja pabrik jika permintaan akan
produknya menurun.
Ø Pengangguran struktural (structural
unemployment) mencerminkan orang – orang yang menganggur karena mereka tidak
memiliki keahlian yan g memadai. Misalnya, orang – orang dengan tingkat
pendidikan yang terbatas dapatmenjadi pengangguran struktural.
Pengangguran terkadang merupakan suatu
gejala dari kekacauan di seluruh system perekonomian. Selama menurunnya siklus
bisnis, orang di berbagai sector bias kehilangan pekerjaan mereka pada saat
bersamaan. Akibatnya, keseluruhan pendapatan dan pengeluaran bisa merosot.
Karena mengalami kesulitan akibat menurunnya pendapatan, bisnis dapat memangkas
pengeluarannya untuk factor-faktor produksi—termasuk tenaga kerja. Namun lebih
banyak orang akan kehilangan pekerjaannya, dan pengangguran pun akan terus
bertambah.
D. Pasar Sumber Daya dan Produk
Manajer harus menguasai tuntutan pasar
akan produk mereka ketika menjalankan bisnis di negara lain. Jika tuntutannya
tinggi, mereka dapat memutuskan untuk mengeksporproduk mereka ke negara
tersebut. Untuk mendirikan pabrik baru, pasar sumber daya sebagai penyedia
bahan baku dan tenaga kerja harus tersedia.Sebagai contoh, tantangan terbesar
McDonald’s, yang menjual Big Macs di semua negara kecuali Antartika, adalah
untuk memperoleh pasokan mulai dari kentang untuk hamburger hingga roti dan
sedotan plastik. Di McDonald’s Krakow burgernya didatangkan dari produsen
Irlandia yang separuhnya dimiliki oleh OSI Industries dari Chicago, bawangnya
dari Fresno, California, rotinya dari pusat produksi dan distribusi di dekat
Moskow dan kentangnya dari perkebunan di Aldrue, Jerman.
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi di berbagai negara
dan wilayah di dunia sangat beragam. Negara – negara tersebut dapat
dikategorikan sebagainegara berkembang atau negara maju. Kriteria tradisonal
yang digunakan untuk mengelompokkan negara – negara menjadi negara maju atau
berkembang adalah pendapatan perkapita, yaitu pendapatan yang dihasilkan dari
pruduksi barang dan jasa suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk. Negara –
negara berkembang memiliki pendapatan per kapita yang rendah dan pada
umumnyaberada di Asia, Zafrika dan Amerika Selatan. Negara – negara maju berada
di Amerika Utara, Eropa Timur, Amerika Latin dan Afrika. Perusahaan –
perusahaan ini menghadapi resiko dan tantangan modern, namun berdiri tegap
untuk meraup keuntungan besar di masa depan.
Setiap tahun, Forum Ekonomi Dunia menganalisis
berbagai data untuk mengukur perkembangan perusahaan – perusahaan dalam
perlombaan ekonomi, dan menerbitkan Laporan Daya Saing Global, yang mengukur
113 faktor yang berpengaruh terhadap daya saing ekonomi. Laporan tersebut
mempertimbangkan data kasar maupun persepsi pemimnpin bisnis di seluruh dunia
serta mempertimbangkan kebijakan pemerintah, institusi, ukuran pasar,
kecanggihan pasar keuangan dan faktor – faktor lain ynag mendorong
produktivitas dan memungkin pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Satu faktor penting dalam mengukur daya
saing adalah infrastruktur negara, yaitu fasilitas fisik seperti jalan tol,
bandara, sarana pendukung dan saluran telepon yang semuanya menentukan
aktivitas ekonomi.
Pengaruh Pemerintah terhadap Kondisi
Ekonomi
Pemerintah federal dapat mempengaruhi
kinerja bisnis dengan memberlakukan peraturan dengan memberlakukan kebijakan
yang mempengaruhi kondisi ekonom i seperti menerapkan kebijakan moneter dan
fiscal.
A. Kebijakan Moneter
Di Amerika Serikat , istilah penawaran
uang umumnya mengacu pada tabungan ( rekening, giro), uang yang beredar di
masyarakat, dan traveller’s checks. Ini merupakan definisi sempit karena
terdapat ukuran yang lebih luas untuk penawaran uang yang memperhitungkan jenis
tabungan lainnya. Tanpa memedulikan definisi yang tepat, ukuran uang apapun
mencerminkan dana yang dapat dipinjamkan oleh lembaga keuangan kepada para
peminjam.
Penawaran uang Amerika Serikat
Dikendalikan oleh Federal Reserve System (“the fed’), yang merupakan bank
sentral Amerika Serikat. The Fed menetapkan kebijakan moneter, yang mewakili
keputusan mengenai tingkat penawaran uang di Amerika Serikat dalam jumlah yang
mencapai miliaran dolar seharinya. Karena kebijakan the Fed mempengaruhi
tingkat penawaran uang, maka kebijakan tersebut mempengaruhi tingkat suku
bunga. Ketika the Fed mempengaruhi tingkat bunga dengan kebijakan moneternya,
the Fed secara langsung mempengaruhi beban bunga perusahaan. Kedua, the Fed
dapat mempengaruhi permintaan akan produk perusahaan jika produk-produk
tersebut umumnya dibeli dengan dana pinjaman.
B. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal melibatkan keputusan
mengenai bagaimana pemerintah federal sebaiknya menetapkan tarif pajak dan
membelanjakan uang. Keputusan ini relevan dengan bisnis karena keputusan
tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu dapat
mempengaruhi permintaan akan produk atau jasa perusahaan.
Revisi Tarif Pajak Penghasilan Orang
Pribadi
Dengan kebijakan ini, orang-orang akan
memperoleh penghasilan setelah pajak yang lebih tinggi, sehingga mendorong
mereka untuk membelanjakan lebih banyak uang. Perilaku semacam itu mencerminkan
peningkatan dalam permintaan agregat akan produk dan jasa yang dihasilkan oleh
bisnis, sehingga dapat meningkatkan kinerja bisnis.
Referensi : DR. SUPAWI PAWENANG, SE., MM , MODUL LINGKUNGAN EKONOMI BISNIS, S2 UNIBA 2016
Referensi : DR. SUPAWI PAWENANG, SE., MM , MODUL LINGKUNGAN EKONOMI BISNIS, S2 UNIBA 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar