Selasa, 05 April 2016

LINGKUNGAN EKONOMI
Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat organisasi internasional beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan atau beban dari bisnis tersebut.
Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena orang memiliki penghasilan yang relative baik dalam kondisi ini, mereka membeli sejumlah besar produk. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini memperoleh manfaat dari besarnya permintaan. Perusahaan mempekerjakan banyak karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi permintaan. Perusahaan juga dapat membayarkan upah yang tinggi kepada karyawan.
Ketika perekonomian lemah, perusahaan cenderung memberhentikan sebagian karyawannya dan tidak mampu membayarkan upah yang tinggi. Karena orang memiliki penghasilan yang relative rendah dalam kondisi ini, maka mereka membeli produk dengan jumlah yang sedikit. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini sangat terpukul karena perusahaan tidak dapat menjual seluruh produk yang dihasilkannya. Konsekuensinya perusahaan mungkin perlu memberhentikan sebagian karyawan. Dalam kondisi ini, beberapa perusahaan mengalami kegagalan, dan seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan sehingga membuat tingkat penggangguran meningkat.
Kondisi ekonomi juga penting bagi organisasi non bisnis. Ketika ekonomi lemah, sumbangan untuk universitas negeri akan turun, dan organisasi amal seperti Salvation Army akan diminta memberikan bantuan lebih besar pada saat yang sama ketika pendapatan mereka turun. Rumah sakit dipengaruhi ketersediaan dana dari Pemerintah dan jumlah pasien berpendapatan rendah yang harus mereka rawat cuma-cuma.
Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor :
– Pertumbuhan Ekonomi
– Stabilitas Ekonomi
– Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan dalam tingkat aktivitas ekonomi secara umum. Kadang kala pertumbuhan ekonomi kuat, dan pada saat yang lain pertumbuhan ekonomi relative lemah. Misalnya, pada suatu waktu kira-kira separuh penduduk Amerika Serikat pernah terlibat dalam kgiatan produksi makanan. Dewasa ini, kurang dari 2,5% penduduk Amerika Serikat bekerja di bidang pertanian. Tetapi efisiensi pertanian telah meningkat karena ditemukan cara dan teknologi yang lebih baik untuk berproduksi dan teknologi yang lebih baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa produksi pertanian telah tumbuh karena mampu meningkatkan output total di sector pertanian. Pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pertumbuhan ekonomi yang lemah.
A. Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Misalnya, ketika pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih kuat dari biasanya, maka total tingkat pendapatan dari para pekerja Amerika serikat relative tinggi, sehingga terdpat volume pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang dan jasa. Karena permintaan untuk barang dan jasa tinggi, maka perusahaan yang menjual barang dan jasa akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.
Dampak dari perekonomian yang lebih kuat dapat menyebar dengan cepat antarbisnis. Ketika pelanggan mulai meningkatkan pengeluarannya, perusahaan mengalami permintaan yang lebih tinggi terhadap produk-produknya dan bahkan mulai mempekerjakan lebih banyak karyawan guna mengakomodasi peningkatan permintaan. Perusahaan mungkin juga perlu untuk memperluas operasinya, yang mengakibatkan peningkatan permintaan untuk perlengkapan, jasa konstruksi, dan bahan baku. Kemudian perusahaan konstruksi harus mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk mengakomodasi peningkatan permintaan konstruksi. Ketika lebih banyak lapangan kerja yang diciptakan, tingkat pendapatan pelanggan secara umum meningkat, sehingga memungkinkan mereka untuk menghabiskan lebih banyak uang. Selain itu, investor yang berinvestasi dalam bisnis cenderung untuk memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasinya ketika perekonomian kuat, dan mereka mungkin saja menghabiskan sebagian besar atau seluruh pengembalian tersebut untuk membeli barang dan jasa. Dengan demikian pendapatan ekstra menimbulkan efek gelombang (ripple effect) ke seluruh sector perekonomian.
B. Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah
Jika pertumbuhan ekonomi yang kuat meningkatkan pendapatan perusahaan, maka pertumbuhan ekonomi yang lemah mengakibatkan rendahnya permintaan akan barang dan jasa, sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Bahkan perusahaan yang memproduksi barang atau jasa kebutuhan pokok dipengaruhi secara negative oleh perekonomian yang lemah karena pelanggan cenderung untuk mengurangi permintaan mereka. Misalnya saja, permintan akan minuman kopi di Starbucks dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara umum. Karena minuman kopi yang spesial bukanlah kebutuhan pokok, maka permintaan untuk minuman semacam itu akan lebih kuat ketika para pelanggan mendapatkan penghasilan yang relative tinggi dan mampu membelinya. Permintaan akan minuman ringan dan air dalam kemasan juga dipengaruhi, karena sebagian orang lebih mengandalkan air minum gratis dari keran dalam kondisi ekonomi yang lemah. Dampak potensial dari pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dicerminkan dalam pernyataan-pernyataan berikut ini :
“ Kehati-hatian kami terutama berasal dari lingkungan ekonomi makro, dimana beberapa ramalan mengindikasikan pertumbuhan yang lebih lambat ” ( Hewlett-Packard)
“ ( Perusahaan) berharap untuk mengalami fluktuasi yang signifikan dalam (kinerja) masa depan karena kondisi ekonomi secara umum “ (Amazon.com)
Ketika pertumbuhan ekonomi adalah negatif untuk dua kuartal berturut-turut maka periode tersebut disebut sebagai resesi.
Ketika perekonomian Amerika Serikat lemah, beberapa pekerja di Amerika Serikat diberhentikan oleh perusahaan dan oleh karena itu memiliki lebih sedikit uang yang dapat mereka gunakan untuk membeli barang atau jasa. Pekerja di Amerika Serikat lainnya mengkhawatirkan bahwa mereka akan diberhentikan dan mencoba untuk lebih menghemat lagi penghasilan mereka untuk berjaga-jaga kalau-kalau mereka kehilangan pekerjaan di masa depan. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan dan laba bagi banyak perusahaan. Karena perusahaan tidak mampu menjual semua produk atau jasa yang dapat dihasilkan, maka perusahaan mungkin mencoba untuk mengurangi bebannya dengan mengurangi lebih banyak karyawan. Karena resesi menimbulkan penurunan dalam penghasilan dan permintaan, maka resesi memiliki dampak negative yang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Dampak dari perekonomian lemah dapat menyebar dengan cepat keseluruh bisnis. Misalnya saja, permintaan untuk mobil baru yang dijual oleh produsen mobil seperti Ford Motor Company dan General Motors menurun, sehingga membuat perusahaan tersebut memiliki lebih banyak mobil daripada yang dapat dijual oleh perusahaan. Perusahaan tersebut dapat merespon dengan menutup pabrik dan memberhentikan pekerja. Pekerja yang diberhentikan tersebut memiliki lebih sedikit penghasilan sehingga mereka mengurangi permintaan mereka akan berbagai macam produk. Kemudian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk-produk tersebut akan mengalami penurunan dalam penjualan karena penurunan permintaaan. Sehingga dampak tersebut menyebar ke seluruh sector perekonomian. Selain itu, ketika produsen mengurangi produksinya kebutuhan akan bahan baku seperti baja juga akan menurun. Dengan demikian, perusahaan yang memproduksi baja akan mengalami penurunan dalam permintaan dan perlu memberhentikan pekerjanya. Bahkan ketika perusahaan tidak memberhentikan pekerjanya, perusahaan cenderung akan mengurangi rencana ekspansi selama periode ekonomi yang lemah. Dengan demikian, permintaan akan jasa konstruksi dan bahan bangunan menurun. Bahkan jika orang-orang tidak diberhentikan, mereka menyadari bahwa perekonomian lemah dan lebih hemat dalam membelanjakan uangnya karena mereka mungkin saja diberhentikan di masa depan. Hal ini juga mengakibatkan penurunan dalam permintaan akan produk.
Ketika kondisi lemah, beberapa bisnis lebih terpengaruh dibandingkan dengan bisnis lainnya. Meskipun demikian, kebanyakan bisnis dipengaruhi secara negative oleh kondisi ekonomi karena permintaan akan produk di hamper semua industry menurun.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Dua ukuran utama dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat produksi total dari barang dan jasa dalam perekonomian serta total dari barang dan jasa dalam perekonomian serta jumlah total pengeluaran ( pengeluaran agregat / aggregate expenditure ). Tingkat produksi total dan total pengeluaran agregat di Amerika Serikat sangat berkaitan, karena tingkat pengeluaran konsumen yang tinggi mencerminkan permintaan yang tinggi untuk barang dan jasa. Tingkat produksi total bergantung pada total permintaan pada barang dan jasa.
Bisnis dapat memantau tingkat produksi total AS dengan memerhatikan produk domestik bruto-PDB ( gross domestik product – GDP), yaitu total nilai pasar dari seluruh barang jadi dan jasa yang dihasilkan di Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi pada umumnya diinterpretasikan sebagai presentase perubahan dalam PDB dari satu periode ( misalnya satu kuartal ) ke periode berikutnya. Bisnis cenderung untuk memantau perubahan dalam pertumbuhan ekonomi yang dapat menandakan perubahan dalam permintaan akan produk dan jasanya.
Indikator alternatif dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran.Bisnis dapat memantau berbagai indikator pengangguran karena bisnis dapat mengindikasikan kondisi perekonomian membaik. Tingkat pengangguran siklus merupakan indikator terbaik dari kondisi perekonomian. Ketika pertumbuhan ekonomi membaik, bisnis merekrut lebih banyak orang dan tingkat pengangguran menurun. Untuk menentukan seberapa banyak tingkat pengangguran siklus sangat sulit. Beberapa orang mengasumsikan bahwa ketika tingkat pengangguran berubah, perubahan tersebut terutama disebabkan oleh siklus ekonomi. Tingkat pengangguran yang lebih rendah dapat diinterpretasikan sebagai indikator dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pada umumnya tingkat pengangguran yang lebih tinggi diiterpretasikan sebagai tanda menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Ketika perekonomian melemah pada tahun 2000 sampai 2002, tingkat pengangguran meningkat. Tetapi selama periode tahun 2003 – 2004 perekonomian membaik dan tingkat pengangguran menurun. Indikator lain pertumbuhan ekonomi antara lain, indeks produksi industrial, proyek perumahan baru dan tingkat penghasilan pribadi dikumpulkan oleh divisi pemerintah federal dan dilaporkan dalam majalah dan koran bisnis.
Beberapa perusahaan lebih sensitif dibandingkan dengan perusahaan lainnya terhadap kondisi ekonomi karena permintaan akan produknya lebih sensitif terhadap kondisi semacam itu. Misalnya, permintaan akan produk yang disediakn oleh McDonald’s tidaklah sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi karena orang – orangmadih membeli makanan dari McDonald’s bahkan di saat perekkonomian lemah. Sebaliknya, permintaan akan mobil baru lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi. Ketika perekonomian lemah, permintaan akan mobil akan menurun. Oleh sebab itu, kinerja dari produsen mobil sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, bisa dilihat dari jumlah output, standar hidup, produk domestic bruto dan produktivitas.
Jumlah Output dan Standar Hidup
Para pakar menyebut pola naik turun janlah gka pendek (atau, lebih baik, ekspansi dan kontraksi) dalam ekonomi disebut siklus bisnis. Ukuran utama dari pertumbuhan dalam siklus bisnis adalah jumlah output. Jumlah output adalah jumlah total barang dan jasa yang diproduksi oleh system ekonomi selama satu periode tertentu.
Untuk sederhananya, kenaikan dalam jumlah output adalah pertumbuhan ( atau ekonomi). Bila output tumbuh lebih cepat dari populasi, maka dua hal berikut juga mengikuti, output perkapita —jumlah barang dan jasa per orang—naik dan system menyediakan relative lebih banyak barang dan jasa yang diinginkan orang. Dan bila dua hal ini terjadi, orang yang hidup dalam system ekonomi mendapat keuntungan dari standar hidup yang lebih tinggi, yang merajuk pada kantitas dan kualitas totalbarang dan jasa yang mereka beli dengan mata uang yang digunakan dalam system ekonomi mereka.
Selanjutnya, pertumbuhan juga memungkinkan standar hidup yang lebih tinggi. Dengan demikian, untuk mengetahui seberapa besar peningkatan standar hidup Anda, Anda perlu tahu seberapa besar pertumbuhan system ekonomi Negara Anda.
Produk Domestik Bruto
Angka pertama, GDP, atau gross domestic product ( produk domestic bruto), merujuk pada total nilai semua barang dan jasa yang diproduksi dalam satu periode tertentu oleh perekonomian nasional dengan menggunakan factor-faktor produksidomestik. Jelas, GDP adalah ukuran jumlah output. Garis besarnya, jika GDP naik, jumlah output naik; jika jumlah output naik, Negara mengalami pertumbuhan ekonomi.
Kadang-kadang, para pakar ekonomi menggunakan istilah GNP, gross national product ( Produk nasional bruto), yang merujuk pada total nilai barang dan jasa yang diproduksi secara nasional oleh suatu Negara dalam periode tertentu terlepas dari factor-faktor produksi berlokasi. Tepatnya, apa perbedaan antara GDP dan GNP ? Perhatikan pabrik mobil milik Amerika di Brazil. Laba yang didapat oleh pabrik itu dimasukkan dalam GNP Amerika Serikat—tetapi bukan dalam GDP— karena mobil-mobil itu tidak diproduksi secara domestic ( di Brazil). Agak rumit untuk melakukan kalkulasi secara tepat karena factor produksi yang berbeda. Tenaga kerja, misalnya, akan paling banyak berasal dari Brazil, tetapi modal paling banyak dari Amerika. Dengan demikian upah yang dibayar kepada karyawan Brazil merupakan bagian dari GNP Brazil walaupun labanya tidak.
Tingkat Pertumbuhan Riil
GDP dan GNP biasanya berbeda kurang dari 1 persen , tetapi GDP merupakan GDP metode yang paling digemari dalam menghitung pendapatan dan output nasional. Berdasarkan anggapan ini, marilah kita perhatikan kolom tengah table 2.1. Disini kita menemukan bahwa tingkat pertumbuhan nyata GDP Amerika Serikat—angka disesuaikan dengan inflasi dan perubahan nilai tukar mata uang Negara tersebut—adalah 3,6 persen. Apakah angka itu bagus? Ingatlah bahwa pertumbuhan tergantung pada kenaikan output pada tingkat yang lebih cepat dari populasi. Angka pertumbuhan populasi Amerika Serikat adalah 0,91 persen. Oleh karena itu angka pertumbuhan riil dari system ekonomi Amerika Serikat tampaknya cukup sehat dan standar hidupnya harusnya meningkat.
GDP Per Kapita
Angka dalam kolom ketiga table 2.1 sesungguhnya mencerminkan standar hidup : GDP per kapita berarti GDP per orang. Kita mendapatkan angka ini dengan membagi total GDP ($10.446.200.000) dengan total populasi. Dalam satu periode tertentu (biasanya di kalkulasikan berbasis tahunan), Amerika Serikat memproduksi barang dan jasa senilai $32.839 untuk setiap orang di Negara itu.GDP per kapita merupakan ukuran yang lebih baik daripada GDP tentang kesejahteraan dari rata-rata per orang.
GDP Riil
GDP riil berarti bahwa GDP telah disesuaikan. Untuk memahami mengapa penyesuaian diperlukan, asumsikan bahwa pizza adalah satu-satunya produk di sebuah ekonomi hipotesis. Pada tahun 2003, pizza harganya $10; tahun berikutnya, sepotong pizza harganya $11. Dlam kedua tahun itu, tepatnya, 1000 pizza diproduksi. Pada tahun 2003, GDP local adalah $10.000 ($10×1.000); pada tahun 2004, GDP local adalah $11.000 (11×1.000). Apakah ada pertumbuhan ekonomi? Tidak. Karena dalam kedua tahun itudiproduksi 1.000 pizza, jumlah outputnya tetap sama. Masalahnya adalah jangan sampai di salah-arahkan supaya timbul keyakinan bahwa perekonomiannya sudah lebih baik. Jika tidak disesuaikan, GDP local untuk tahun 2002 adalah GDP nominal: GDP yang diukur dalam nilai dollar sekarang atau dengan semua komponen yang dinilai dengan harga sekarang.
Keseimbangan Daya Beli
Dalam contoh kita, harga sekarang adalah harga tahun 2004. Di pihak lain, kita mengkalkulasi GDP rill bila kita menghitung GDP dengan memperhitungkan perubahan nilai mata uang dan perubahan harga. Bila kita membuat penyesuaian ini, kita memperhitungkan baik GDP maupun keseimbangan daya beli prinsip bahwa nilai tukar ditetapkan sedemikianrupa sehingga harga dari produk yang sama di Negara berbeda, kurang lebih akan sama. Keseimbangan daya beli memberi kita banyak gagasan yang lebih baik tentang apa yang sesungguhnya dapat dibeli orang dengan sumber keuangan yang dialokasikan pada mereka oleh system ekonomi masing-masing. Dengan kata lain, keseimbangan daya beli memberi kita pengertian yang lebih baik tentang standar hidup di seluruh dunia.
Produktivitas
Faktor utama dalam pertumbuhan sebuah system ekonomi adalah produktivitas, yaitu ukuran pertumbuhan ekonomi yang membandingkan berapa banyak yang diproduksi oleh sebuah system dengan berapa banyak sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Katakanlah dibutuhkan 1 pekerja Amerika Serikat dan 1 dollar Amerika Serikat untuk membuat 10 bola sepak dalam sehari kerja selama 8 jam. Juga katakan saja dibutuhkan 1,2 pekerja Arab Saudi dan ekuivalennya $1,2 (dalam real, mata uang Arab Saudi) untuk membuat 10 bola sepak dalam hari kerja yang sama selama 8 jam. Maka kita bias mengatakan bahwa industry bola sepak Amerika Serikat lebih produktif daripada industry bola sepak Arab Saudi. Kedua faktor produksi dalam kasus yang sangat sederhana ini adalah tenaga kerja dan modal.
Sekarang mari kita lihat produktivitas dari perspektif yang berbeda. Jika lebih banyak barang diproduksi dengan factor produksi yang lebih sedikit, apa yang terjadi dengan produk-produk ini? Semuanya turun. Oleh karena itu, sebagai konsumen Anda akan memerlukan lebih sedikit uang untuk membeli jumlah produk yang sama. Singkatnya, standar hidup anda sekurang-kurangnya menyangkut produk-produk ini meningkat. Jika keseluruhan system ekonomi Anda menaikkan produktivitasnya, maka keseluruhan standar hidup Anda meningkat. Nyatanya, standar hidup meningkat hanya melalui peningkatan produktivitas. Pertumbuhan riil dalam GNP mencerminkan pertumbuhan dalam produktivitas.
Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah nilai ekonomis sebuah produk yang di ekspor sebuah Negara dikurangi nilai ekonomis yang diimpor. Prinsipnya cukup sederhana yaitu:
· Neraca perdagangan positif bila ekspor sebuah Negara lebih besar dari impor
· Neraca perdagangan negative bila impor sebuah Negara lebih besar dari ekspor
Neraca perdagangan negative umumnya disebut defisit perdagangan. Pada tahun 2003, Amerika Serikat mengalami defisit karena mengeluarkan hamper $423 miliar lebih untuk impor ketimbang dengan yang diterimanya untuk ekspor. Maka Amerika Serikat adalah Negara debitor dan bukan Negara kreditor.
Defisit perdagangan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Defisit terjadi karena jumlah uang yang dibelanjakan untuk produk asing tidak dibayar sepenuhnya. Akibatnya, Negara tersebut meminjam uang, dan uang pinjaman menuntut biaya yang lebih banyak dalam bentuk bunga. Uang yang mengalir keluar negeri untuk membayar deficit tidak dapat digunakan untuk investasi dalam perusahaan yang produktif, di dalam maupun di luar negeri.
Hutang Nasional
Hutang nasional adalah jumlah uang yang harus di bayar Pemerintah kepada kreditornya. Hutang nasional daepat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Walaupun pajak adalah cara yang paling umum bagi Pemerintah untuk mendapatkan uang, Pemerintah juga menjual surat hutang (bons) sekuritas, yang berarti Pemerintah berjanji untuk membayar kepada pembeli sekuritas sejumlah uang tertentu dan pada tanggal tertentudi masa mendatang. Pemerintah menjual surat hutang kepada individu, rumah tangga, bank, perusahaan asuransi, perusahaab industry, organisasi nirlaba dan perwakilan pemerintah, baik dalam negeri ataupun diluar negeri. Surat hutang ini menarik investasi karena sangat aman. Misalnya saja, Pemerintah Amerika Serikat tidak akan lalai dalam hal gagal melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Walaupun demikian, mereka juga harus menawarkan pendapatan yang layak untuk investasi pembeli, dan ini dilakukan dengan membayar pada tingkat suku bunga yang bersaing. Oleh karena itu dengan menjual surat hutang, Pemerintah Amerika Serikat bersaing dengan setiap peminjam potensial lain—individu, rumah tangga, bisnis dan organisasi-organisasi semakin sedikit uang yang tersedia untuk pinjaman dan investasi swasta yang meningkatkan produktifitas.
Stabilitas Ekonomi
Kita tahu bahwa rumah tangga, misalnya, mendapatkan modal sebagai pendapatan dari tenaga kerja. Kita tahu bahwa ketika rumah tangga memasuki pasar konsumen untuk membeli barang dan jasa, keputusan mereka (dan keputusan perusahaan yang berusaha menjual barang dan jasa kepada mereka) dipengaruhi oleh hokum permintaan dan penawaran. Kita tahu bahwa hokum permintaan dan penawaran menghasilkan harga ekuilibrium bila kuantitas barang yang diminta dan kuantitas barang yang ditawarkan adalah sama. Kita tahu bahwa rumah tangga menikmati standar hidup yang lebih tinggi bila ada pertumbuhan yang seimbang dalam kuantitas barang yang diminta dan kuantitas barang yang ditawarkan. Kita tahu bahwa kita dapat mengukur pertumbuhan dan produktifitas dengan produk domestic bruto dan standar hidup dengan keseimbangan daya beli dari mata uang suatu system : standar hidup akan stabil bila keseimbangan daya beli tetap stabil.
Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa tujuan utama dari suatu system ekonomi adalah stabilitas. Stabilitas adalah kondisi dimana jumlah uang yang tersedia dalam system ekonomi dan kuantitas barang dan jasa yang diproduksi di dalamnya tumbuh kira-kira pada tingkat yang sama.
Faktor-faktor yang dapat mengancam stabilitas ekonomi :
– Inflasi
– Nilai tukar
– Tingkat suku bunga
– Pengangguran
– Sumber daya dan produk
A. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barag dan jasa secara umum selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diestimasikan dengan mengukur presentase perubahan dalam indeks harga konsumen yang emngindikasikan harga dari sejumlah besar produk konsumen seperti, produk kebutuhan sehari – hari, perumahan, bahan bakar, layanan kesehatan dan listrik. Tingkat inflasi secara umum adalah lebih tinggi pada tahun 1970-an dibandingkan dengan tingkat inflasi dalam tahun – tahun belakangan ini yang sebagian diakibatkan oleh peningkatan yang signifikan dalam harga minyak saat itu.
Inflasi dapat memengaruhi beban operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk dengan meningkatkan harga dari perlengkapan dan bahan baku. Upah dapat dipengaruhi oleh inflasi. Tingkat inflasi yang lebih tinggi karena banyak perusahaan menggunakan harga yang lebih tinggi guna mengompensasikan beban yang lebih tinggi.
Inflasi dapat diakibatkan dari kejadian tertentu yang menaikkan biaya produksi. Ketika harga aluminium meningkat, misalnya, perusahaan seperti PepsiCo dan Coca Cola mengeluarkan biaya yang lebih besar dan mungkin menaikkan harga dari minuman ringan yang dihasilkan. Jiak biaya baja meningkat, perusahaan seperti General Motors dan Ford Motor Company yang menggunakan baja untuk menghasilkan mobil dapat menaikkan harga dari mobil yang dihasilkannya. Ketika perusahaan menggunakan harga yang lebih tinggi karena kenaikkan biaya, terjadi inflasi yang didorong oleh biaya (cost-push inflation). Ilustrasi dampak potensial dari inflasi yang didorong dari biaya ini , kita bisa mempertimbangkan bagaimana semua produsen bisa mengantarkan produk mereka ke toko – toko di seluruh negeri. Biaya transportasi mencakup biaya bahan bakar. Ketika harga minyak naik, biaya produksi bahan bakar juga naik. Pemasok bahan bakar cenderung untuk meneruskan biaya yang tinggi tersebut dengan menaikkan harga bahan bakar. Konsekuensinya, produsen produk mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk mengantarkan produknya. Jika produsen tidak menaikkan harga produksinya untuk mencerminkan biaya yang lebih tinggi tersebut maka laba akan turun.
Kadang kala perusahaan menaikkan harga produk untuk mencerminkan biaya yang lebih tinggi. Maka pelanggan akan membayar harga yang lebih tinggi untuk produk tersebut karena harga bahan bakar yang lebih tinggi. Demikian pula pertimbangan akan bahan bakar yang lebih tinggi meningkatkan biaya yang lebih tinggi meningkatkan biaya perusahaan penerbangan dalam menyediakan jasa penerbangan. Jika perusahaan penerbangan menaikkan harga tiket untuk mencerminkan biaya yang lebih tinggi maka semua bisnis yang mengandalkan perjalanan udara akan membayar biaya yang lebih tinggi. Selain itu, pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan penerbangan akan terpaksa untuk membayar harga yang lebih tinggi.
Ketika pelanggan membayar harga yang lebih tinggi untuk produk sebagai akibat dari inflasi, maka mereka memiliki lebih sedikit uang yang tersedia untuk membeli produk – produk lain. Mereka berjuang untuk tetap bertahan dalam batasan anggaran pengeluaran mereka dan mungkin harus meminjam uang. Alternatifnya mereka dapat dipaksa untuk mengurangi pengeluaran mereka untuk produk – produk lain yang menyebabkan permintaan akak produk – produk tersebut menurun.konsekuensinya, perusahaan akan mengalami tingkat pendapatan yang lebih rendah.
Inflasi juga dapat disebabkan oleh permintaan konsumen yang kuat. Pertimbangan situasi dimana pelanggan meningkatkan permintaan mereka akan kebanyakan produk dan jasa. Beberapa perusahaan dapat merespon hal ini dengan menaikkan harga. Ketika harga produk dan jasa tertarik ke atas karena permintaan konsumen yang kuat maka terjadi inflasi yang ditarik ole permintaan (demand pull inflation). Dalam periode pertumbuhan ekonomi yang kuat, permintaan pelanggan yang kuat dapat menimbulkan kelangkaan produksi dari beberapa produk. Perusahaan yang mengantisipasi kelangkaan tersebut dapat menaikkan harga karena perusahaan yakin bahwa perusahaan tetap dapat menjual produk – produk tersebut.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat juga dapat menekan upah maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang kuat berarti lebih sdikit orang yang menganggur sehingga pekerja dapat melakukan negosiasi untuk memperoleh upah yang lebih tinggi. Perusahaan mungkin lebih mau membayar upah yang lebih tinggi guna mempertahankan pekerjanya ketika tidaj tersedia pekerjaan lain yang memilikimkualifikasi yang dibutuhkan. Ketika perusahaan membayar upah yang lebih tinggi, biaya produksi naik dan perusahaan dapat berusaha untuk menaikkan harga guna menutup beban yang lebih tinggi.
B. Nilai Tukar
Nilai tukar (exchange rate) adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Fluktuasi nilai tukar merupakan kekhawatiran utama bagi perusahaan – perusahaan yang berbisnis di kancah internasional. Perubahan nilai tukar dapat berdampak besar bagi daya untung bisnis internasional yang menukarkan jutaan dolar dengan mata uang lain setipa hari. Sebagai contoh, nilai tukar dolar AS sama dengan 0,8 euro. Jika niai tukar dolar menguat menjadi 0,9 euro maka harga barang – barang AS seharga satu dolar. Ekspor barang – barang AS akan lebih sulit dan keuntungan yang diperoleh pun kecil. Sebaliknya, jika nilai tukar dolar melemah menjadi 0,7 euro, maka harga barang – barang AS akan lebih murah di Prancis, sehingga dapat diekspor dengan mudah dan memberi banyak keuntungan.
C. Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga menentukan biaya meminjam uang. Tingkat bunga dapat memengaruhi kinerja perusahaan karena memengaruhi beban atau pendapatan perusahaan.
Dampak terhadap Beban Perusahaan
Perusahaan dalam tingkat bunga dasar dapat memengaruhi beban bunga perusahaan karena tingkat bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank komersial dan kreditor lain atas pinjaman perusahaan didasarkan pada tingkat bunga pasar. Bahkan jika suatu perusahaan memperoleh pinjaman dari bank komersial selama beberapa tahun, maka tingkat bunga pinjaman tersebut disesuaikan secara periodik (setiap enam bulan atau tahun) berdasarkan tingkat bunga yang berlaku pada saat itu.
Karena tingkat bunga memengaruhi biaya pendanaan, maka beberapa proyek yang dianggap layak oleh perusahaan selama periode tingkat bunga rendah bis amenjadi tidak layak selama periode dengan tingkat bunga tinggi. Yaitu, proyek tersebut tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang memadai untuk menutup biaya pendanaan. Konsekuensinya, perusahaan cenderung untuk mengurangi tingkat ekspansi ketika tingkat bunga tinggi.
Dampak terhadap Pendapatan Perusahaan
Beberapa perusahaan lebih sensitif terhadap perubahan terhadap tingkat bunga dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Misalnya, perusahaan yang memiliki sedikit tidak begitu terpengaruuh oleh perubahan dalam tingkat bunga karena beban bunganya tidak akan banyak berubah. Selain itu, perusahaan yang menjual produk atau jasa secara tunai tidak akan mengalami pergeseran besar dalam permintaan akan produknya ketika tingkat bunga berubah.
C. Pengangguran
Kita perlu mempertimbangkan efek pengangguran terhadap stabilitas ekonomi. Pengangguran adalah tingkat tidak adanya pekerjaan bagi orang yang secara aktif mencari pekerjaan dalam suatu system perekonomian. Bila tingkat pengangguran rendah, berarti kurang tersedia tenaga kerja untuk direkrut bisnis. Ketika bisnis bersaing satu sama lain untuk mendapatkan tawaran tenaga kerja yang tersedia, bisnis menaikkan upah yang ingin mereka bayar. Selanjutnya karena biaya tenaga kerja yang lebih tinggi itu menyedot margin laba, maka perusahaan menaikkan harga produk mereka. Maka, walaupun konsumen memiliki lebih banyak uang untuk digunakan, kenaikan ini langsung terhapus oleh kenaikan harga. Daya beli pun merosot.
Jika tingkat upah terlalu tinggi, bisnis akan menanggapi dengan mempekerjakan lebih sedikit pekerja, akibatnya pengangguran meningkat. Tentu saja bisnis dapat menaikkan harga untuk menangkal kenaikan biaya tenaga kerja, namun jika mereka menetapkan harga lebih tinggi, mereka tidak akan mampu menjual sebanyak mungkin produk mereka. Karena menurunnya penjualan berarti mereka harus mengurangi perekrutan tenaga kerja, maka ini menyebabkan pengangguran meningkat.
Apabila pemerintah mencoba mengoreksi situasi ini dengan menyuntikkan lebih banyak uang kedalam system perekonomian, misalnya dengan memotong pajak atau meningkatkan pembelian maka akan membuat harga secara keseluruhan akan naik karena permintaan konsumen bertambah. Sekali lagi, daya beli merosot dan tentu saja akan terjadi inflasi.
Ada empat jenis pengangguran antara lain :
Ø Pengangguran friksional (friktional unemployement) atau disebut juga tingkat pengangguran alamiah (mencerminkan orang – orang yang sedang berganti pekerjaan. Yaitu orang – orang yang status penganggurannya bersifat temporer, karena kemungkinan besar mereka dalam waktu singkat akan memperoleh pekerjaan. Misalnya, seseorang dengan keahlian kerja yang banyak dicari dapat berhenti dari pekerjaannya sebelum menemukan jalan baru karena ia yakin akan menemukan pekerjaan baru dalam waktu singkat.
Ø Pengangguran musiman (seasonal unemployment) mencerminkan orang – orang yang tidak dibutuhkan selama musim tertentu. Misalnya, instruktur ski mungkin saja menganggur selama musim panas.
Ø Pengangguran siklus (cyclical unemployment) mencerminkan orang – orang yang menganggur karena kondisi perekonomian yang buruk. Ketika aktivitas ekonomi menurun, permintaan akan barang dan jasa menurun, sehingga menurunkan kebutuhan akan pekerja. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberhentikan para pekerja pabrik jika permintaan akan produknya menurun.
Ø Pengangguran struktural (structural unemployment) mencerminkan orang – orang yang menganggur karena mereka tidak memiliki keahlian yan g memadai. Misalnya, orang – orang dengan tingkat pendidikan yang terbatas dapatmenjadi pengangguran struktural.
Pengangguran terkadang merupakan suatu gejala dari kekacauan di seluruh system perekonomian. Selama menurunnya siklus bisnis, orang di berbagai sector bias kehilangan pekerjaan mereka pada saat bersamaan. Akibatnya, keseluruhan pendapatan dan pengeluaran bisa merosot. Karena mengalami kesulitan akibat menurunnya pendapatan, bisnis dapat memangkas pengeluarannya untuk factor-faktor produksi—termasuk tenaga kerja. Namun lebih banyak orang akan kehilangan pekerjaannya, dan pengangguran pun akan terus bertambah.
D. Pasar Sumber Daya dan Produk
Manajer harus menguasai tuntutan pasar akan produk mereka ketika menjalankan bisnis di negara lain. Jika tuntutannya tinggi, mereka dapat memutuskan untuk mengeksporproduk mereka ke negara tersebut. Untuk mendirikan pabrik baru, pasar sumber daya sebagai penyedia bahan baku dan tenaga kerja harus tersedia.Sebagai contoh, tantangan terbesar McDonald’s, yang menjual Big Macs di semua negara kecuali Antartika, adalah untuk memperoleh pasokan mulai dari kentang untuk hamburger hingga roti dan sedotan plastik. Di McDonald’s Krakow burgernya didatangkan dari produsen Irlandia yang separuhnya dimiliki oleh OSI Industries dari Chicago, bawangnya dari Fresno, California, rotinya dari pusat produksi dan distribusi di dekat Moskow dan kentangnya dari perkebunan di Aldrue, Jerman.
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi di berbagai negara dan wilayah di dunia sangat beragam. Negara – negara tersebut dapat dikategorikan sebagainegara berkembang atau negara maju. Kriteria tradisonal yang digunakan untuk mengelompokkan negara – negara menjadi negara maju atau berkembang adalah pendapatan perkapita, yaitu pendapatan yang dihasilkan dari pruduksi barang dan jasa suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk. Negara – negara berkembang memiliki pendapatan per kapita yang rendah dan pada umumnyaberada di Asia, Zafrika dan Amerika Selatan. Negara – negara maju berada di Amerika Utara, Eropa Timur, Amerika Latin dan Afrika. Perusahaan – perusahaan ini menghadapi resiko dan tantangan modern, namun berdiri tegap untuk meraup keuntungan besar di masa depan.
Setiap tahun, Forum Ekonomi Dunia menganalisis berbagai data untuk mengukur perkembangan perusahaan – perusahaan dalam perlombaan ekonomi, dan menerbitkan Laporan Daya Saing Global, yang mengukur 113 faktor yang berpengaruh terhadap daya saing ekonomi. Laporan tersebut mempertimbangkan data kasar maupun persepsi pemimnpin bisnis di seluruh dunia serta mempertimbangkan kebijakan pemerintah, institusi, ukuran pasar, kecanggihan pasar keuangan dan faktor – faktor lain ynag mendorong produktivitas dan memungkin pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Satu faktor penting dalam mengukur daya saing adalah infrastruktur negara, yaitu fasilitas fisik seperti jalan tol, bandara, sarana pendukung dan saluran telepon yang semuanya menentukan aktivitas ekonomi.
Pengaruh Pemerintah terhadap Kondisi Ekonomi
Pemerintah federal dapat mempengaruhi kinerja bisnis dengan memberlakukan peraturan dengan memberlakukan kebijakan yang mempengaruhi kondisi ekonom i seperti menerapkan kebijakan moneter dan fiscal.
A. Kebijakan Moneter
Di Amerika Serikat , istilah penawaran uang umumnya mengacu pada tabungan ( rekening, giro), uang yang beredar di masyarakat, dan traveller’s checks. Ini merupakan definisi sempit karena terdapat ukuran yang lebih luas untuk penawaran uang yang memperhitungkan jenis tabungan lainnya. Tanpa memedulikan definisi yang tepat, ukuran uang apapun mencerminkan dana yang dapat dipinjamkan oleh lembaga keuangan kepada para peminjam.
Penawaran uang Amerika Serikat Dikendalikan oleh Federal Reserve System (“the fed’), yang merupakan bank sentral Amerika Serikat. The Fed menetapkan kebijakan moneter, yang mewakili keputusan mengenai tingkat penawaran uang di Amerika Serikat dalam jumlah yang mencapai miliaran dolar seharinya. Karena kebijakan the Fed mempengaruhi tingkat penawaran uang, maka kebijakan tersebut mempengaruhi tingkat suku bunga. Ketika the Fed mempengaruhi tingkat bunga dengan kebijakan moneternya, the Fed secara langsung mempengaruhi beban bunga perusahaan. Kedua, the Fed dapat mempengaruhi permintaan akan produk perusahaan jika produk-produk tersebut umumnya dibeli dengan dana pinjaman.
B. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal melibatkan keputusan mengenai bagaimana pemerintah federal sebaiknya menetapkan tarif pajak dan membelanjakan uang. Keputusan ini relevan dengan bisnis karena keputusan tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu dapat mempengaruhi permintaan akan produk atau jasa perusahaan.
Revisi Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Dengan kebijakan ini, orang-orang akan memperoleh penghasilan setelah pajak yang lebih tinggi, sehingga mendorong mereka untuk membelanjakan lebih banyak uang. Perilaku semacam itu mencerminkan peningkatan dalam permintaan agregat akan produk dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis, sehingga dapat meningkatkan kinerja bisnis.

Referensi : DR. SUPAWI PAWENANG, SE., MM , MODUL LINGKUNGAN EKONOMI BISNIS, S2 UNIBA 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar